IELC-Teacher-and-student-having-converstation

Halo, learners!

Topik kita hari ini adalah tentang aspek penting dalam menulis akademik yang sering terlupakan – reporting verbs!

Pasti kalian bertanya-tanya, apa itu reporting verbs dan kenapa itupenting banget?

Nah ini alasannya ya,  sebab reporting verbs sangat penting dalam menggambarkan dengan akurat gagasan, argumen, atau temuan dari penulis lain, yang seringkali kita temui dalam perjalanan akademik kita!

Jadi, jika kalian sedang berjuang dalam menulis kertas riset yang menarik, mencoba memahami bagaimana mengungkapkan gagasan orang lain dalam tesis kalian, atau sekadar berusaha meningkatkan kemampuan Bahasa Inggris akademik, kalian berada di tempat yang tepat. Bersama-sama, kita akan mengungkap misteri reporting verbs, yang akan  membantu meningkatkan keterampilan menulis akademik kalian.

Sebelum kita mulai, jangan lupa membaca artikel ini untuk belajar tips agar sukses dalam menulis akademik!

Sekarang, cari posisi yang nyaman sebab kita akan segera memulai perjalanannya!

Apa itu reporting verbs?

Reporting verbs, seperti namanya, adalah kata kerja yang digunakan untuk melaporkan atau menunjukkan sikap atau pandangan penulis (atau pembicara) terhadap informasi yang akan disampaikan. Kata kerja ini sering digunakan dalam tulisan akademik ketika kita ingin menggambarkan atau merujuk kepada karya orang lain. 

Reporting verbs adalah alat penting yang memungkinkan kita menyampaikan bagaimana suatu informasi, argumen, atau gagasan tertentu disajikan oleh penulis lain, bagaimana kita menginterpretasikan sudut pandang mereka, atau bahkan bagaimana kita ingin menyajikan gagasan mereka dalam kaitannya dengan gagasan kita sendiri.

Reporting verbs memiliki variasi dalam kekuatan, keformalan, dan cara mereka membingkai informasi yang dilaporkan. Misalnya, claim, argue, suggest, state, note, observe, report, propose– semua ini adalah contoh reporting verbs, tetapi mereka semua memiliki sedikit perbedaan makna!

Sebagai contoh, jika kita mengatakan “Smith (2020) claims that…”, itu mengimplikasikan bahwa Smith telah membuat pernyataan, tetapi mungkin tidak secara universal diterima. Di sisi lain, jika kita mengatakan “Smith (2020) notes that…”, itu mengimplikasikan bahwa Smith membuat suatu pengamatan, yang mungkin lebih netral atau lebih luas diterima.
Kemampuan untuk memilih dan menggunakan kata kerja pelaporan yang tepat sangat penting bagi penutur Bahasa Inggris non-native, karena hal ini dapat membantu memberikan representasi yang lebih akurat terhadap sumber-sumber yang kalian rujuk. Selain itu, penggunaan beragam reporting verbs dapat membuat tulisan kalian lebih menarik dan tidak monoton. Menunjukkan penguasaan terhadap bahasa dan dapat membuat argumen kalian lebih halus dan meyakinkan.

Reporting verbs netral

Reporting verbs netral adalah kata kerja yang tidak menyatakan pendapat yang kuat atau menunjukkan potensi bias. Mereka digunakan untuk menyajikan gagasan atau temuan penulis lain secara objektif dan langsung, sering mencerminkan sifat faktual dari informasi yang dilaporkan. Karena netralitas ini, kata kerja ini sering digunakan dalam tulisan akademik untuk memberikan deskripsi objektif tentang sumber-sumber.

Sekarang, mari kita langsung ke contohnya, ya?

  • State: Menyatakan sesuatu dengan pasti atau jelas.

Brown (2023) states that the effects of climate change are becoming increasingly apparent.

  • Note: Membuat referensi atau pengamatan singkat atau insidental.

In his study, Jenkins (2022) notes that the patient recovery rate increased after the new treatment was introduced.

  • Observe: Untuk pengamatan yang cermat, dengan perhatian terhadap detail untuk tujuan membuat penilaian.

Chang et al (2023) observed a significant change in the cells under the influence of x drug.

  • Report: Memberikan laporan atau kalimat representasi, sering kali berdasarkan pada pengamatan pribadi atau penuturan orang lain.

According to a study reported by Wang (2023), the use of renewable energy is on the rise.

  • Describe: Mewakili atau memberikan gambaran dalam kata-kata.

In her latest book, Smith (2023) describes the evolving landscape of artificial intelligence in healthcare.

  • Outline: Memberikan ringkasan tentang sesuatu atau memberikan gambaran umum.

Johnson and White (2023) outline the main stages involved in the data collection process.

  • Express: Mengungkapkan dalam kata-kata atau mengartikulasikan.

In his article, Lewis (2022) expresses concerns about the rising levels of pollution in major cities.

  • Remark: Membuat pengamatan spontan.

Diaz (2023) remarks on the dramatic increase in digital marketing campaigns.

  • Define: Menyatakan arti yang tepat dari kata, frasa, atau konsep.

In her thesis, Bennett (2022) defines ‘social inertia’ as the resistance to societal change.

  • Present: Menarik perhatian orang lain tentang sebuah topik tanpa menambahkan pendapat pribadi.

In his book, Miller (2022) presents the latest research on brain plasticity.

Kata kerja-kata kerja ini umumnya dianggap netral, karena tidak menyiratkan penilaian yang kuat atau pandangan pribadi dari penulis. Namun, netralitas atau sebaliknya dari reporting verbs tentu bergantung pada konteks di mana kata kerja tersebut digunakan.

Now, let’s move on to…

Tentative reporting verb

Reporting verbs  yang bersifat tentatif, terkadang juga disebut sebagai kata kerja “hedging”, digunakan untuk memperkenalkan tingkat ketidakpastian atau kewaspadaan dalam pernyataan yang kita buat. Hal ini sangat berguna dalam tulisan akademik ketika penulis ingin menyajikan klaim atau temuan yang mungkin belum bisa dibuktikan atau diterima secara universal.

Reporting verbs jenis ini memungkinkan penulis untuk menunjukkan bahwa gagasan atau temuan yang mereka presentasikan adalah kemungkinan atau probabilitas, bukan fakta yang pasti atau absolut. Membantu menunjukkan rasa rendah hati, mengakui kompleksitas dan ketidakpastian yang sering menjadi ciri khas penelitian ilmiah.
Berikut ini beberapa contoh Reporting verbs yang bersifat tentatif dan bagaimana biasanya digunakan:

  • Suggest: Mengimplikasikan bahwa penulis menyampaikan kemungkinan atau hipotesis, bukan fakta yang pasti. 

The data from Nguyen’s study (2022) suggests a potential link between sleep deprivation and decreased cognitive performance.

  • Speculate: Menunjukkan bahwa penulis membuat tebakan yang didasarkan pada bukti yang tersedia.

In their discussion, Lee and Kim (2023) speculate that further increases in global temperatures could result in more frequent and severe weather events.

  • Seem: Menunjukkan bahwa penulis membuat pengamatan yang tampaknya benar, tetapi mungkin belum terkonfirmasi.

The findings of Patel’s research (2024) seem to support the hypothesis that regular exercise can reduce stress levels.

  • Indicate: Mengimplikasikan tingkat ketidakpastian tertentu, menunjukkan bahwa bukti menunjuk ke arah tertentu namun belum dapat disimpulkan.

The results of the experiment indicate a possible interaction between the two chemicals, but further research is needed.

  • Hypothesize: Menunjukkan bahwa penulis mengajukan teori atau penjelasan yang belum terbukti secara pasti.

Smith and Johnson (2023) hypothesize that the decline in bee populations is linked to increased pesticide use.

  • Question: Digunakan ketika penulis menantang atau meragukan suatu teori, gagasan, atau temuan.

In her recent work, Gomez (2023) questions the effectiveness of traditional teaching methods in today’s digital age.

Dengan menggunakan reporting verbs yang bersifat tentatif dengan tepat, kalian dapat secara akurat mewakili ketidakpastian atau kondisionalitas yang sering menjadi ciri khas penelitian ilmiah, dan menunjukkan pemahaman kalian pada aspek  ini.

Now, it’s time to talk about…

Agreement or in favour reporting verbs 

Reporting verbs yang menunjukkan persetujuan atau dukungan digunakan dalam tulisan akademik untuk memperkenalkan atau merujuk sumber dengan cara yang menunjukkan penilaian positif, persetujuan, atau dukungan yang kuat. Mengindikasikan bahwa penulis sangat mendukung atau menyetujui gagasan, argumen, atau temuan yang mereka presentasikan.

Mari langsung melihat contohnya!

  • Advocate: Dipakai ketika penulis dengan tegas mendukung atau merekomendasikan kebijakan, gagasan, atau tindakan tertentu.

In his recent book, Roberts (2023) advocates for a shift towards renewable energy sources to combat climate change.

  • Assert: Digunakan ketika penulis menyatakan atau menyebut sesuatu dengan keyakinan yang kuat.

Johnson (2024) asserts that solar energy is the future of sustainable living.

  • Argue: Digunakan ketika penulis memberikan alasan atau mengutip bukti untuk mendukung suatu gagasan, tindakan, atau teori.

In her latest paper, Smith (2023) argues that a plant-based diet leads to better overall health.

  • Believe:  Menunjukkan keyakinan atau penerimaan penulis bahwa fakta atau gagasan tertentu adalah benar atau valid.

Despite conflicting opinions, Miller (2023) believes that traditional education models still have value.

  • Stress:  Dipakai ketika penulis memberikan penekanan pada fakta atau detail penting.

Chang and White (2023) stress the urgent need for policy changes in response to climate change.

  • Conclude: Digunakan ketika penulis membuat penilaian atau keputusan akhir berdasarkan penalaran atau bukti.

Based on the experimental data, Kim (2022) concludes that the new treatment is effective.

  • Emphasize: Biasa digunakan ketika penulis memberikan penting atau nilai khusus pada pernyataan atau gagasan dalam berbicara atau menulis.

Patel (2023) emphasizes the critical role of regular exercise in maintaining good health.

  • Declare:  Digunakan ketika penulis secara resmi atau dengan jelas menyatakan sesuatu sebagai fakta atau keyakinan.

The United Nations (2022) declares climate change as the biggest challenge of the 21st century.

  • Prove: Digunakan ketika penulis menunjukkan kebenaran atau keberadaan sesuatu melalui bukti atau argumen. Ini adalah kata kerja yang kuat dan sebaiknya hanya digunakan ketika ada bukti yang kuat untuk mendukung klaim tersebut.

Through extensive testing, Dr. Singh (2023) proves the efficacy of the new drug in treating the disease.

And finally, it’s time to explore…

Disagreement or against reporting verbs

Reporting verbs “Disagreement” atau “against” digunakan dalam tulisan akademik ketika penulis ingin menunjukkan penolakan atau konflik dengan gagasan atau temuan yang mereka bahas. Reporting verbs ini menunjukkan bahwa penulis tidak setuju, meragukan, atau menantang pernyataan atau kesimpulan yang dibuat dalam materi sumber. Berguna untuk menyajikan pendapat yang berlawanan, mengkritik teori atau metode atau menyoroti kontroversi atau perdebatan dalam bidang tersebut.

Berikut beberapa contoh:

  • Dispute: Digunakan ketika penulis mempertanyakan kebenaran atau validitas suatu fakta, argumen, atau sudut pandang.

Robinson (2023) disputes the claim that global warming is a natural occurrence.

  • Challenge: Umumnya digunakan ketika penulis meragukan kebenaran atau validitas pernyataan atau temuan tertentu.

In their recent paper, Smith and Brown (2022) challenge the effectiveness of traditional teaching methods.

  • Criticize: Menunjukkan bahwa penulis menemukan kekurangan, menyatakan ketidaksetujuan, atau berargumen melawan suatu teori, metode, atau temuan.

Smith (2024) criticizes the lack of controls in the experimental design of the study.

  • Reject: Bisa digunakan ketika penulis menolak untuk menerima, mempercayai, atau menggunakan suatu teori, argumen, atau temuan. 

Dr. Lee (2023) rejects the notion that technology is the primary cause of social isolation.

  • Contest: Dipakai saat penulis menentang atau melawan suatu pernyataan atau kesimpulan karena mereka percaya bahwa hal itu tidak valid atau benar.

Johnson (2023) contests the conclusion that income level is the only factor influencing educational success.

  • Refute: Digunakan ketika penulis membuktikan suatu pernyataan, teori, atau temuan salah atau tidak benar.

In her recent study, Chen (2023) refutes the theory that childhood vaccines cause autism.

  • Caution: Menunjukkan bahwa penulis menyarankan kewaspadaan atau keterbatasan dalam hal tertentu.

Dr. Kim (2022) cautions against the overuse of antibiotics due to the risk of developing antibiotic resistance.

  • Doubt: Umumnya dipakai ketika penulis meragukan atau merasa tidak yakin tentang suatu fakta, teori, atau gagasan.

In his latest publication, Anderson (2023) expresses doubt about the effectiveness of the new tax reforms.

  • Oppose: Digunakan ketika penulis tidak setuju atau menentang suatu rencana, teori, atau tindakan.

In their research, Liu and Chen (2022) oppose the popular belief that video games lead to violent behavior.

Dalam penulisan akademik, penggunaan report verbs dengan efektif dapat membantu menyajikan perspektif yang seimbang dan mendalam. Report verbs juga dapat membantu menyoroti area yang masih menjadi perdebatan dalam bidang yang kalian pelajari. Namun, perlu diingat bahwa reporting verbs ini harus digunakan dengan tanggung jawab, memastikan bahwa setiap ketidaksetujuan atau peringatan didukung dengan bukti yang memadai.

Summary

Pemahaman yang jelas tentang kata kerja pelaporan dan perbedaannya adalah keterampilan penting dalam penulisan akademik. Baik ketika kalian setuju, tidak setuju, menyatakan fakta, atau berspekulasi, report verbs yang dipilih untuk memperkenalkan karya penulis lain dapat berdampak signifikan pada bagaimana argumen kalian akan dipahami.

Ingatlah, penting untuk membaca secara luas dan memperhatikan bagaimana penulis berpengalaman menggunakan kata kerja pelaporan. Semakin banyak kalian membaca, kalian akan semakin familiar dengan report verbs ini maka akan semakin baik kalian menggunakannya dalam tulisan kalian!

Keep on reading, writing, and learning!

Ingin berbahasa Inggris dengan lancar?

Kebanyakan orang di Indonesia malu bicara Bahasa Inggris di depan publik. Mereka takut salah dan tidak percaya diri saat harus bicara dalam Bahasa Inggris. 

Ini akibat dari pengajaran Bahasa Inggris yang salah!

Mereka tidak hanya kehilangan waktu dan uang, lebih parah lagi mereka mendapat dasar Bahasa yang salah yang susah diperbaiki. Akhirnya, mereka menjadi bosan dan kehilangan percaya diri. 

Ini adalah kesalahan yang fatal! 

Kursus Bahasa Inggris #1 di Indonesia 

Di IELC, kami mengajarkan Bahasa Inggris dengan cara yang benar supaya kamu dapat cepat berbicara dengan percaya diri dan lancar. Inilah keahlian yang kamu butuhkan untuk untuk memaksimalkan potensi dan meraih impian di masa depan.

Di lingkungan belajar modern kami, kamu akan merasa nyaman dan bebas untuk mengekspresikan diri. 

Jangan khawatir, guru kami akan membimbingmu di setiap langkah proses pembelajaran untuk memastikan kamu mendapat hasil pembelajaran yang terbaik. 

IELC adalah Kampus Bahasa Inggris #1 di Indonesia. Kami menyediakan kursus Bahasa Inggris untuk anak, remaja, dan dewasa sebagai berikut:

Baik secara online maupun on campus, kami akan memberimu keahlian yang kamu butuhkan di masa depan. Hubungi kami hari ini dan ambil langkah pertama untuk menjadi lancar dan percaya diri. 

Salam,

IELC Academic Director