Student-and-teacher-having-converstation

Hai, teachers!

Kami balik lagi nih, dengan blog post spesial untuk teachers! Pembahasan kali ini adalah  mengenai tantangan yang pasti dihadapi oleh setiap guru:. Yakni,  membantu siswa-siswa pemalu buat keluar dari cangkang mereka.

Kita semua pasti telah memahami, di dalam setiap kelas ada siswa dengan berbagai macam kepribadian! Di antara karakter siswa yang berwarna-warni itu, sering banget kita temukan siswa yang lebih pendiam; siswa-siswa pemalu yang lebih suka stay di baris belakang. Penting sekali bagi teachers untuk mengerti akar dari sikap mereka yang pemalu dan kaku. Pemahaman ini dibutuhkan sebagai langkah pertama untuk menciptakan lingkungan belajar yang inklusif di mana suara semua siswa didengar.

Pertama-tama, kita tentu harus mengakui jika ada siswa yang secara alami lebih introvert. Mereka lebih sensitif pada energi, lebih fokus dan peka pada energi dalam diri mereka sendiri.Stimuli dari luar, semacam keramaian di kelas, bisa membuat mereka lelah sepanjang hari. Auto low batt.

Nah sementara teman sekelas mereka yang ekstrovert, akan langsung mekar pas jadi pusat perhatian. Pada saat itu terjadi,  siswa-siswa introvert ini lebih memilih untuk jadi penonton di samping. Bukan berarti mereka nggak pengen belajar atau ikutan, hanya saja mereka punya cara berbeda untuk berinteraksi dengan lingkungan!

Selain itu, kita juga harus ingat bahwa salah satu hal yang paling berpengaruh di dalam kelas adalah pengaruh dari kawan sebaya. Nah, seringkali rasa takut dihakimi oleh teman bisa membuat siswa enggan untuk aktif. Memikirkan kemungkinan membuat kesalahan atau terlihat berbeda dapat membuat mereka ngeri dan memunculkan kecemasan. So, siswa-siswa pemalu cenderung lebih suka menyimpan pemikiran-pemikiran mereka (yang terkadang luar biasa) sendiri.

Ada juga kemungkinan ketenangan siswa-siswa pemalu ini adalah tanda kesulitan belajar atau bicara. Jadi bukan cuma masalah berani atau tidak mengungkapkan pikiran mereka, melainkan juga kesulitan untuk mengatakannya dengan gamblang. Bagi mereka, mengungkapkan diri di kelas bisa kayak sedang  berjalan di labirin yang rumit.

Selain itu, pengalaman masa lalu juga tidak bisa diabaikan. Siswa-siswa yang pernah mengalami perisakan atau pelecehan sebelumnya, bisa membuat mereka merasa lebih aman bersembunyi di “cangkang” mereka. Merasa takut pengalaman traumatis tersebut terulang kembali. Bisa jadi, kelas bagi mereka  adalah sebuah  medan pertempuran bukan tempat yang aman untuk mereka belajar dan mengekspresikan diri.

Dengan mengenali penyebab-penyebab rasa malu dan kaku para siswa tersebut, teachers bisa lebih memahami dunia dalam diri mereka. Namun jangan lupa,  setiap awan punya sisi cerah, dan setiap siswa pemalu punya suara yang ingin didengar. Nah, dalam artikel kali ini akan dibagikan strategi-strategi yang sudah teruji yang akan membantu siswa-siswa “bersuara lembut” ini untuk menjadi lebih pemberani.

Jadi, yuk langsung saja kita mulai, ya?

1. Ciptakan lingkungan yang suportif

Langkah pertama untuk membantu siswa pemalu membuka diri adalah dengan menciptakan lingkungan kelas yang ramah dan inviting. Penting untuk dengan jelas menyampaikan bahwa suara setiap siswa adalah penting begitu juga kontribusi mereka pada komunitas kelas.

Pertama-tama, mulailah dengan menciptakan lingkungan yang menghargai dan mengapresiasi setiap individu. Perkuat ide bahwa kesalahan bukan sesuatu yang harus ditakuti, tetapi merupakan bagian penting dari perjalanan belajar. Pastikan menciptakan ruang di mana siswa tahu bahwa tidak apa-apa untuk membuat kesalahan, karena demikianlah cara kita bertumbuh dan belajar!

Selain itu, jangan lupakan kekuatan afirmasi positif. Akui dan apresiasi partisipasi, tidak peduli seberapa kecil atau besar kontribusinya. Beberapa kata afirmasi seringkali sangat berarti bagi siswa pemalu dan dapat memotivasi mereka untuk berpartisipasi lebih sering.

Terakhir, jadilah contoh dari nilai-nilai yang ingin teachers tanamkan. Tunjukkan kepada mereka bahwa tidak mengapa membuat kesalahan karena dari situlah kita belajar. Teachers bahkan dapat membagikan pengalaman belajar teachers sendiri. Menunjukkan kepada mereka bahwa kita semua adalah pembelajar sepanjang hayat, terus tumbuh dan memperbaiki diri!

2. Tawarkan kesempatan partisipasi yang sesuai dengan tingkat kenyamanan mereka

Tidak semua siswa mengekspresikan diri dengan cara yang sama atau di situasi yang sama. Beberapa mungkin enggan berbicara di depan teman sekelas dan lebih suka berbicara di dalam kelompok kecil. Ini tentang menemukan panggung yang tepat bagi setiap siswa untuk bersinar!

Ingat, ada banyak cara bagi siswa untuk berbagi ide mereka. Bagi beberapa siswa, komunikasi tertulis mungkin lebih nyaman daripada berbicara di depan umum. Dalam kasus seperti itu, kegiatan seperti menulis jurnal, forum diskusi online atau tanggapan tertulis terhadap pertanyaan dapat menjadi platform yang sangat baik bagi siswa-siswa ini.
Fleksibilitas adalah kunci di sini. Sebagai pendidik, tujuan teachers adalah memfasilitasi pembelajaran juga keterlibatan. Dan hal tersebut membutuhkan penyesuaian diri dengan kebutuhan siswa yang berbeda. Dorong semua bentuk partisipasi dan rayakan cara unik setiap siswa dalam mengungkapkan pemikiran dan ide mereka.

3. Bangun kepercayaan diri mereka secara bertahap

Kepercayaan diri seperti otot; semakin sering digunakan, ia menjadi semakin kuat. Bagi siswa pemalu, membangun kepercayaan diri bisa menjadi perjalanan yang lebih baik jika dilakukan satu langkah pada satu waktu. Menetapkan tujuan kecil yang dapat dicapai dapat berfungsi seperti batu loncatan, secara bertahap membawa mereka menuju partisipasi yang lebih besar dan keyakinan diri yang lebih tinggi.

Mulailah dengan menetapkan target yang realistis. Misalnya, seorang siswa bisa mulai berbagi pemikiran mereka hanya dengan satu teman sekelas. Harapannya, interaksi satu lawan satu ini tidak terlalu menakutkan dan memberikan titik awal yang aman. Rayakan pencapaian ini, kemudian secara bertahap tingkatkan tantangannya!

Selanjutnya, dorong mereka untuk berbicara dalam kelompok kecil. Saat mereka semakin nyaman dengan hal ini, secara perlahan membuka jalan untuk berbagi dengan kelompok yang lebih besar, dan pada akhirnya, seluruh kelas. Kuncinya adalah memastikan setiap langkah terasa seperti kemajuan alami, bukan loncatan yang besar.

Proses yang bertahap seperti ini bisa membantu siswa pemalu melihat bahwa mereka ternyata bisa kok mengungkapkan pemikiran dan ide-ide mereka. Setiap keberhasilan kecil harus membantu memperkuat kepercayaan diri mereka, membuat langkah selanjutnya terasa sedikit lebih ringan!

4. Kenali minat mereka

Membangun hubungan dan mengenal siswa dengan baik adalah salah satu tips terpenting dalam mengatasi berbagai masalah di dalam kelas.

Setelah teachers bisa mengenali karakter dan kebutuhan  siswa, akan lebih mudah untuk melibatkan mereka dalam kegiatan di kelas. Siswa-siswa pemalu cenderung lebih terbuka dan nyaman ketika mereka menyadari bahwa pemikiran, minat, dan pengalaman mereka dihargai.

Usahakan untuk mengetahui tentang hobi mereka, buku favorit, tim olahraga, atau hal lain yang menarik minat mereka. Ini bukan hanya tentang keterlibatan di kelas; ini tentang menunjukkan kepada mereka bahwa teachers benar-benar peduli tentang siapa mereka sebagai individu!

Setelah teachers “membuat daftar panjang” tentang minat siswa, integrasikan minat-minat tersebut ke dalam pelajaran sebisa mungkin. Mungkin di kelas ada seorang calon seniman yang sedang berkembang; apakah mereka bisa mengilustrasikan sebuah cerita sebagai bagian dari pelajaran sastra? Menggunakan minat mereka sebagai dasar kegiatan di kelas dapat membuat pembelajaran lebih relevan dan menarik bagi mereka.

Ingat, ketika siswa-siswa melihat dunia mereka tercermin di dalam kelas, mereka merasa dilihat dan dihargai. Ini dapat secara signifikan meningkatkan kepercayaan diri juga semangat mereka untuk berpartisipasi!

5. Praktikkan active listening

Saat seorang siswa yang pendiam berbicara, seolah burung langka yang sedang bernyanyi. Penting untuk menghargai momen-momen ini dan memberikan perhatian penuh kepada mereka. Active listening bukan hanya tentang mendengar kata-kata mereka; melainkan juga tentang memahami pesan dan menunjukkan bahwa pemikiran mereka berharga!

Ketika seorang siswa pemalu berbagi ide, tanggapilah dengan penuh perhatian. Tunjukkan minat, ajukan pertanyaan lanjutan, atau gunakan ide mereka sebagai landasan untuk diskusi lebih lanjut. Ini tidak hanya memvalidasi kontribusi mereka, tetapi juga mendorong siswa lain untuk mendengarkan dan menghormati ide-ide teman sekelas mereka.

Jika memungkinkan, cobalah mengintegrasikan ide-ide mereka ke dalam pelajaran. Upaya ini dapat membuat mereka merasa dihargai dan menunjukkan bahwa partisipasi mereka memiliki dampak nyata pada kelas.

Hal penting lainnya adalah bersabarlah. Berikan mereka waktu yang mereka butuhkan untuk mengungkapkan pemikiran tanpa terburu-buru.Jangan lupa, bagi siswa pemalu, mengungkapkan pemikiran mereka membutuhkan keberanian yang besar. Beritahu mereka bahwa teachers memberikan perhatian penuh dan bahwa mereka  tidak perlu terburu-buru!

6. Dorong dukungan dan kolaborasi antar teman sebaya

Sebuah kelas seharusnya lebih dari sekadar tempat untuk pembelajaran individu; melainkan  juga merupakan platform untuk membangun komunitas dan menjalin hubungan! Mendorong kerja sama tim dapat memberikan lingkungan yang lebih santai dan nyaman bagi siswa pemalu untuk berinteraksi dengan teman sebayanya.

Melibatkan diri dalam tugas kelompok seringkali terasa lebih nyaman  daripada berbicara di depan seluruh kelas. Memberikan ruang aman bagi mereka untuk mengungkapkan ide dan pendapat mereka. Dan seiring waktu, saat mereka membangun hubungan dengan teman sebayanya, mereka kemungkinan akan merasa lebih nyaman untuk berbagi pemikiran dalam pengaturan kelompok yang lebih besar.

Menciptakan lingkungan yang mendukung antar teman sebaya juga dapat mengurangi rasa takut akan penilaian atau kritik. Ketika siswa melihat teman-teman sebayanya memberikan dukungan dan penerimaan, siswa pemalu akan cenderung merasa nyaman untuk mengungkapkan diri. Rasa kesetiakawanan semacam ini dapat secara signifikan meningkatkan kepercayaan diri juga mendorong keinginan mereka  untuk  lebih berpartisipasi.

7. Bekali siswa dengan strategi mengatasi kecemasan

Ketidakberanian kadang-kadang dapat berakar pada kecemasan atau anxiety. Untuk mendukung siswa pemalu yang mungkin mengalami kecemasan di dalam kelas, mengajarkan mereka strategi mengatasi dapat sangat bermanfaat dalam mengelola emosi mereka dan membangun kepercayaan diri.

Mulailah dengan memperkenalkan teknik relaksasi yang dapat membantu mengurangi kecemasan. Latihan pernapasan dalam,  siswa mengambil napas dalam-dalam perlahan dan fokus pada nafas mereka, dapat memberikan perasaan tenang secara langsung.

Latihan kesadaran diri, seperti visualisasi terpandu atau pemindaian tubuh, dapat membantu siswa menjadi lebih sadar akan pikiran dan sensasi mereka, mengurangi tingkat kecemasan.

Luangkan waktu untuk menjelaskan manfaat dari teknik-teknik ini dan dorong siswa untuk melatihnya secara teratur. Teachers dapat mengintegrasikan strategi-strategi ini ke dalam rutinitas sehari-hari, misalnya dengan memulai kelas dengan latihan kesadaran diri singkat atau menghabiskan beberapa menit untuk pernapasan dalam sebelum kegiatan yang menantang.

Jika memungkinkan, bekerjasamalah dengan konselor sekolah yang dapat menyediakan sumber daya tambahan dan dukungan bagi siswa yang mengalami kecemasan. Pendekatan kolaboratif ini memastikan pendekatan yang holistik dalam menangani kebutuhan mereka.

8. Mendorong adanya feedback

Menciptakan saluran komunikasi terbuka dan aman sangat penting agar siswa pemalu merasa nyaman untuk mengungkapkan pemikiran dan kekhawatiran mereka. Memberi tahu mereka bahwa pendapat dan feedback mereka dihargai dapat memberikan dampak besar dalam membangun kepercayaan dan mendorong partisipasi mereka.

Salah satu pendekatan yang efektif adalah dengan secara eksplisit menyampaikan kepada siswa bahwa teachers terbuka untuk menerima umpan balik. Pastikan mereka tahu bahwa masukan mereka penting dan bahwa teachers benar-benar ingin mendengar pemikiran mereka tentang bagaimana meningkatkan pengalaman belajar di kelas. Upaya ini dapat dilakukan melalui percakapan santai, diskusi kelas, atau bahkan barangkali membuat kotak umpan balik khusus di mana siswa dapat mengirimkan catatan anonim.

Umpan balik anonim sangat bermanfaat bagi siswa pemalu yang mungkin enggan untuk secara langsung berbagi pemikiran mereka. Peluang untuk anonim memberi mereka kesempatan untuk menyampaikan pendapat mereka tanpa takut menjadi pusat perhatian atau dihakimi. Tekankan bahwa anonimitas mereka akan dihormati, menciptakan rasa aman dan kepercayaan dalam interaksi mereka dengan teachers.
Ketika teachers menerima feedback, baik itu anonim atau tidak, tunjukkan apresiasi atas kontribusi mereka. Hargai perspektif mereka dan pertimbangkan untuk menggabungkan saran-saran mereka ke dalam praktik mengajar jika memungkinkan. Ini menunjukkan bahwa suara mereka benar-benar penting dan bermakna untuk kelas!

Summary

Ingatlah, penting untuk menghadapi masalah ini dengan empati dan kesabaran. Perubahan tidak akan terjadi dalam semalam dan itu bukan masalah. Penting juga untuk menghormati individualitas dan kecepatan setiap anak, karena tidak semua orang akan menjadi ekstrovert atau sangat aktif dalam berpartisipasi dan yah… hal tersebut benar-benar baik-baik saja! Tujuan utamanya adalah membantu siswa merasa nyaman dan percaya diri untuk mengungkapkan diri dan berpartisipasi sesuai dengan cara yang mereka sukai.

Keep being the hero that your students need. Happy teaching! 

Siap mengembangkan diri kalian sebagai seorang edukator?

Di IELC, kami memberi kalian kesempatan untuk bergabung dengan komunitas guru yang hebat, mengembangkan potensi kalian, dan membentuk masa depan Indonesia dengan mengajar Bahasa Inggris kepada generasi berikut dengan cara yang tepat.

Kalian juga akan mendapatkan akses ke pelatihan yang berkesinambungan, pengembangan diri, dan bisa bertemu dengan rekan kerja tim yang luar biasa dan punya cara pikir yang sama dengan kalian.Ambil langkah pertama kalian ke dalam lingkungan kerja yang suportif dan fun,, gali potensi kalian, dan nikmati hasilnya di IELC!