IELC-Teens-students-presentation-in-front-of-classmate

Halo Teachers!

Selamat datang di dunia mengajar remaja yang selalu berubah dan penuh kegembiraan!

Sebagai pendidik, kita bukan hanya guru; kita adalah pemandu dan penuntun melalui lanskap pendidikan yang dinamis seperti remaja yang kita ajarkan. Di dunia ini, di mana teknologi digital berdengung di ruang-ruang kelas  dan harapan masyarakat terus berubah, peran kita menjadi semakin penting!

Jadi, baik pendidik berpengalaman atau baru memulai, mari bergabung menjelajahi strategi yang segar, praktis, dan yang paling penting, efektif untuk mengelola kelas dan membuat perjalanan belajar sebaik mungkin untuk siswa remaja kita!

Tanpa basa-basi lagi, mari kita mulai!

Pahami dunia remaja

Bagi para pendidik, menjelajahi dunia remaja seperti membuka teka-teki yang kompleks namun menarik. Masa remaja adalah waktu perubahan signifikan, tidak hanya secara fisik tetapi juga secara kognitif, emosional, dan sosial. Mari kita telusuri transformasi ini dan bagaimana hal tersebut memengaruhi pendekatan kita di dalam kelas!

  • Pembangunan Kognitif

Selama masa remaja, remaja memasuki apa yang Jean Piaget sebut sebagai ‘tahap operasional formal’ dari perkembangan kognitif. Tahap ini menTeachersi transisi ke tingkat berpikir yang lebih tinggi. Remaja mulai merangkul konsep abstrak, berpikir kritis, dan berargumentasi secara hipotetis. Ini adalah waktu di mana dunia  ‘what-ifs’ dan ‘could-bes’ menjadi nyata bagi mereka sebagaimana ‘here and now’.

Namun, kemampuan berpikir tingkat lanjut ini tidak berarti bahwa proses pengambilan keputusan mereka selalu tepat. Mengapa? Karena otak mereka masih dalam tahap bertumbuh!

Korteks prefrontal, wilayah yang bertanggung jawab atas pengambilan keputusan dan kontrol impuls, merupakan salah satu area terakhir yang matang dalam otak. Pembangunan yang terus berlanjut ini dapat menyebabkan kesenjangan antara kemampuan intelektual mereka dan kontrol emosional serta impuls, yang memengaruhi perilaku dan pembelajaran mereka.

Di dalam kelas, hal ini mungkin muncul sebagai ide-ide brilian pada satu momen dan keputusan impulsif pada momen berikutnya. Sebagai pendidik, memahami dualitas ini sangat penting. Ini membantu kita menghargai kontribusi pTeachersngan mereka yang cerdas sambil menyediakan struktur dan panduan yang mereka butuhkan saat menghadapi momen pengambilan keputusan yang kurang ideal.

  • Pertumbuhan aspek sosial

Sekarang, mari beralih ke ranah sosial. Jika teachers mengingat masa remaja sendiri, teachers akan ingat seberapa pentingnya hubungan dengan teman sebaya.

Ini tidak berubah! Bagi remaja saat ini, dunia sosial mereka adalah bagian sentral dari kehidupan mereka. Keinginan untuk diterima dan merasa memiliki dapat menjadi pendorong perilaku yang sangat kuat. Dinamika sosial ini juga memainkan peran di dalam kelas, memengaruhi interaksi, partisipasi, dan bahkan sikap terhadap pembelajaran.

Remaja juga sedang dalam perjalanan penemuan diri, membentuk identitas mereka dan mencari otonomi. Pencarian ini kadang-kadang membuat mereka berseberangan dengan figur otoritas, termasuk guru. Ini adalah bagian alami dari perkembangan mereka, meskipun bisa sulit untuk dinavigasi.

Memahami dinamika sosial ini kunci untuk menciptakan lingkungan kelas yang mendukung dan responsif. Ini membantu kita menciptakan ruang di mana remaja merasa dihargai dan dimengerti, dan di mana kebutuhan sosial mereka diakui dan dihormati.

  • Pertumbuhan aspek emosional

Remaja bukan hanya masa perubahan fisik dan kognitif; ini juga merupakan periode evolusi emosional yang signifikan. Metamorfosis emosional ini dipicu sebagian oleh perubahan hormon. Hormon dapat bertindak seperti konduktor rollercoaster, menyebabkan perasaan intens dan perubahan suasana hati yang tidak terduga. Selain itu, stres dalam menyeimbangkan dinamika sosial, tekanan akademis, dan perkembangan identitas pribadi dapat memperkuat respons emosional ini.

Remaja seringkali mengalami sensitivitas yang lebih tinggi selama tahap ini. Mereka mungkin bereaksi lebih kuat terhadap kritik, merasa lebih intens tentang hubungan sebaya, dan lebih terpengaruh oleh stres. Intensitas emosional ini bukan hanya stereotip dari masa remaja; ini adalah bagian yang nyata dari perjalanan perkembangan mereka.

Memahami perubahan emosional ini sangat penting bagi pendidik. Ini memungkinkan kita untuk merespons dengan lebih empatik dan efektif terhadap perilaku dan kebutuhan siswa kita. Ketika seorang remaja di kelas terlihat lebih menarik diri dari biasanya, gelisah, atau lebih sensitif, itu bisa menjadi manifestasi dari perubahan emosional yang mendasarinya.

Sekarang, mari kita masuk ke tips, ya!

1. Buatlah harapan yang jelas

Mulailah dengan mendefinisikan apa yang teachers harapkan dari siswa dalam hal perilaku, etika kerja, partisipasi, dan rasa hormat terhadap orang lain. Harapan ini harus realistis, dapat dicapai, dan relevan untuk kelompok usia yang teachers ajarkan. Misalnya, teachers mungkin mengharapkan siswa tiba tepat waktu, berpartisipasi aktif dalam diskusi kelas, menyelesaikan tugas tepat waktu, dan bersikap sopan kepada orang lain.

Setelah teachers mendefinisikan harapan-harapan tadi, sampaikan dengan jelas kepada siswa. Ini bisa dilakukan pada hari pertama sekolah, tetapi juga penting untuk menguatkan mereka sepanjang tahun ajaran. Teachers bisa membahasnya di kelas, menuliskannya di papan tulis, menyertakannya dalam silabus, atau bahkan membuat poster kelas. Pastikan untuk menjelaskan mengapa setiap harapan itu penting dan bagaimana hal itu berkontribusi pada lingkungan belajar yang positif.

Perilaku teachers menentukan nada kelas. Jika teachers mengharapkan rasa hormat, tunjukkan rasa hormat. Jika ketepatan waktu adalah aturan, hadir tepat waktu. Mendemonstrasikan perilaku yang teachers harapkan lebih kuat daripada sekadar menyatakannya. Ini menunjukkan kepada siswa bahwa ini bukan hanya aturan tetapi nilai-nilai yang dipegang oleh semua orang, termasuk guru.

Melibatkan siswa dalam menetapkan harapan kelas dapat meningkatkan rasa kepemilikan dan keterlibatan mereka. Teachers bisa mengadakan diskusi atau kegiatan di mana siswa memberikan ide mereka tentang aturan atau norma kelas. Ini juga bisa menjadi kesempatan baik untuk membahas konsekuensi jika harapan ini tidak terpenuhi.

Konsistensi adalah tulang punggung manajemen kelas yang efektif. Jika sebuah harapan tidak terpenuhi, penting untuk memberlakukan konsekuensi yang telah ditetapkan dengan konsisten. Ini bisa bervariasi dari percakapan sederhana hingga tindakan lebih formal, tergantung pada tingkat keparahan dan konteks. Namun, sama pentingnya adalah mengakui dan memuji siswa ketika mereka memenuhi atau melampaui harapan. Penguatan positif adalah alat yang ampuh dalam membentuk perilaku.

Meskipun konsistensi adalah kunci, begitu pula adalah fleksibilitas. Bersedia untuk mengulang dan menyesuaikan harapan teachers sesuai kebutuhan. Kelas adalah lingkungan yang dinamis, dan apa yang berhasil pada awal tahun mungkin perlu disesuaikan seiring pertumbuhan Teachers dan siswa bersama-sama. Pertahankan saluran komunikasi yang terbuka dan tetap bersedia menerima umpan balik!

2. Ciptakan safe space

Budaya saling menghormati dan empati adalah dasar dari kelas yang aman. Dorong siswa untuk mendengarkan dan menghormati beragam sudut pandang serta menunjukkan empati satu sama lain. Tunjukkan contoh dalam interaksi teachers dengan siswa, menunjukkan nilai-nilai ini dalam tindakan. Sertakan kegiatan yang memupuk empati, seperti proyek kelompok, peran-peran, dan diskusi tentang sudut pandang budaya atau sosial yang berbeda. Kegiatan-kegiatan ini tidak hanya mengajarkan empati tetapi juga memperluas pemahaman siswa tentang dunia di sekitar mereka!

Kedua, buatlah sangat jelas bahwa perundungan, pelecehan, dan segala bentuk diskriminasi tidak dapat diterima di kelas. Ini termasuk semua bentuk perundungan – fisik, verbal, siber – dan diskriminasi berdasarkan ras, gender, agama, atau atribut lainnya. Komunikasikan aturan-aturan ini dengan jelas dan laksanakan secara konsisten.

Ketiga, ciptakan lingkungan di mana siswa merasa nyaman untuk mengungkapkan pikiran, perasaan, dan kekhawatiran mereka. Ini bisa melibatkan diskusi kelas rutin, memberikan kesempatan untuk umpan balik anonim, atau menjaga kebijakan pintu terbuka di mana siswa dapat datang kepada teachers dengan masalah atau kekhawatiran apa pun.

Terakhir, tetapi tentu tidak kalah pentingnya, perhatikan kebutuhan individu siswa. Pertimbangan ini mencakup perbedaan belajar, disabilitas fisik, masalah kesehatan mental, latar belakang budaya, dan keadaan pribadi. Sesuaikan metode pengajaran teachers dengan kebutuhan ini, baik melalui instruksi diferensiasi atau akomodasi khusus. Memahami dan menangani kebutuhan ini tidak hanya mendukung siswa secara individual tetapi juga memperkaya lingkungan kelas secara keseluruhan!

3. Kuasai kemampuan berkomunikasi yang efektif

Manajemen kelas yang efektif, khususnya dengan remaja, sangat bergantung pada keterampilan komunikasi yang sangat baik. Salah satu aspek kunci adalah berlatih mendengarkan secara aktif, yang melibatkan keterlibatan penuh dengan pembicara lebih dari sekadar mendengar kata-kata. Ini tentang memahami pesan, merespons dengan tepat, dan menghindari gangguan. Ketika siswa merasa benar-benar didengar, ini meningkatkan keterlibatan dan partisipasi mereka. Tunjukkan bahwa teachers menghargai masukan mereka dengan memberikan perhatian sepenuhnya, menunjukkan minat, dan merespons dengan penuh perhatian.

Menggabungkan isyarat non-verbal seperti ekspresi wajah, gerakan tubuh, dan bahasa tubuh juga sangat penting. Isyarat ini dapat memperkuat, membantah, atau menggantikan pesan verbal. Pastikan komunikasi non-verbal teachers sesuai dengan kata-kata sebagai bentuk konsistensi. Sebagai contoh, positivitas yang tulus dalam ekspresi wajah dan nada saat memuji seorang siswa membina kepercayaan dan pemahaman.

Elemen penting lainnya adalah kejelasan dan kesederhanaan dalam instruksi atau penjelasan. Hindari istilah khusus atau bahasa yang terlalu kompleks untuk mencegah kebingungan. Membagi instruksi menjadi langkah-langkah kecil membantu siswa mengikuti, mengurangi kesalahpahaman, dan meningkatkan kepercayaan diri.

Membingkai pesan teachers secara positif dapat sangat memengaruhi persepsi dan respons siswa. Fokus pada apa yang seharusnya siswa lakukan daripada apa yang seharusnya tidak mereka lakukan. Sebagai contoh, dorong keteraturan dengan mengatakan  “Please make sure to be on time” daripada “Don’t be late”. Ini menciptakan suasana kelas yang lebih positif dan mendorong.

Terakhir, memeriksa secara teratur dengan siswa sangat penting untuk memahami pemahaman mereka terhadap materi dan memastikan kenyamanan dan dukungan mereka di kelas. Ini dapat dilakukan melalui percakapan individual, survei anonim, atau kegiatan kelas cepat seperti “thumbs up, thumbs down” di akhir pelajaran!

Kelola tantangan di kelas

Manajemen kelas yang efektif melibatkan penanganan dan mengatasi berbagai tantangan yang dapat muncul. Berikut adalah beberapa strategi untuk mengatasi masalah umum seperti perilaku mengganggu, kurangnya partisipasi, dan gangguan.

Mengelola perilaku yang mengganggu

  • Tetapkan harapan yang jelas: Tetapkan dan sampaikan harapan perilaku yang jelas di kelas. Pastikan siswa memahami konsekuensi dari perilaku mengganggu.
  • Bersikap proaktif: Tangani masalah potensial sebelum memburuk. Misalnya, jika teachers melihat seorang siswa menjadi gelisah atau agitasi, coba arahkan energinya dengan tugas atau pertanyaan.
  • Gunakan isyarat non-verbal: Gunakan isyarat non-verbal, seperti kontak mata atau gerakan tangan, untuk memberi sinyal kepada siswa bahwa perilakunya mengganggu tanpa mengganggu alur pelajaran.
  • Terapkan konsekuensi logis: Jika seorang siswa terus mengganggu, terapkan konsekuensi yang logis terkait perilakunya, seperti memindahkan siswa ke kursi yang berbeda atau memberi mereka istirahat singkat untuk fokus kembali.
  • Pertahankan sikap tenang: Tetap tenang dan tenang saat menangani perilaku mengganggu. Hindari meninggikan suara atau menjadi frustrasi secara terlihat, karena hal ini dapat memperburuk situasi.

Mendorong partisipasi

  • Dukung pola pikir yang bertumbuh: Bangun budaya kelas yang menghargai usaha dan pembelajaran dari kesalahan. Ini dapat membantu siswa merasa lebih nyaman berpartisipasi, bahkan jika mereka tidak yakin dengan jawabannya.
  • Gunakan berbagai teknik bertanya: Campur teknik bertanyauntuk melibatkan berbagai siswa. Misalnya, gunakan open-ended questions, cold calling, atau think-pair-share activities.
  • Beri waktu tunggu: Beri waktu kepada siswa untuk berpikir sebelum mengharapkan respons. Ini dapat membantu siswa yang memerlukan lebih banyak waktu untuk memproses informasi merasa lebih nyaman berpartisipasi.
  • Sediakan berbagai cara berpartisipasi: Beberapa siswa mungkin lebih nyaman berpartisipasi dalam kelompok kecil atau melalui tanggapan tertulis. Sediakan berbagai kesempatan bagi siswa untuk terlibat dalam proses pembelajaran.
  • Perhatikan masalah mendasar: Jika seorang siswa secara konsisten menolak berpartisipasi, coba identifikasi masalah mendasar, seperti kecemasan atau ketidakpahaman, dan tangani sesuai.

Mengurangi gangguan

  • Buat lingkungan belajar yang terfokus: Atur ruang kelas  sedemikian rupa untuk meminimalkan gangguan, misalnya dengan susunan tempat duduk yang mengurangi perilaku di luar tugas atau area yang ditentukan untuk kerja kelompok.
  • Sertakan istirahat gerak: Izinkan siswa untuk mengambil istirahat gerak singkat sepanjang hari untuk membantu mereka kembali fokus dan mengeluarkan energi.
  • Gunakan teknologi dengan bijak: Jika teknologi menyebabkan gangguan, tetapkan pedoman yang jelas untuk penggunaannya di kelas. Misalnya, hanya izinkan perangkat digunakan untuk tugas tertentu atau selama waktu yang ditentukan.
  • Tangani perilaku di luar tugas dengan cepat: Jika teachers melihat seorang siswa terlibat dalam perilaku di luar tugas, segera dan dengan tenang tangani. Alihkan perhatian siswa kembali ke tugas yang sedang dijalankan.
  • Ajarkan strategi pengaturan diri: Bantu siswa mengembangkan keterampilan pengaturan diri, seperti menetapkan tujuan, memantau kemajuan mereka, dan menggunakan refleksi diri untuk tetap fokus pada tugas.

Summary

Sebagai penutup tips manajemen kelas untuk remaja, penting untuk diingat bahwa mengajar kelompok usia ini bukan hanya sebuah tantangan; ini adalah peluang luar biasa. Setiap hari, teachers memiliki kesempatan untuk memberikan dampak signifikan pada hidup mereka, membimbing mereka melalui tahap perkembangan yang krusial, dan menyaksikan pertumbuhan luar biasa mereka!

Di tengah gangguan, hambatan partisipasi, dan gangguan, peran teachers sebagai pendidik melebihi sekadar penyampaian pengetahuan. Teachers adalah mentor, pemandu, dan terkadang, sahabat. Strategi-strategi yang telah kita bahas – mulai dari menetapkan harapan yang jelas hingga menciptakan ruang yang aman, menguasai komunikasi, dan mengatasi tantangan kelas – adalah alat untuk membantu  menavigasi perjalanan ini.
Terima kasih atas dedikasi techers dalam mengajar dan berkontribusi dalam kehidupan para siswa. Semoga kelas teachers menjadi ruang penemuan, pertumbuhan, dan saling menghormati, di mana setiap siswa memiliki kesempatan untuk berkembang. Selamat mengajar!

Kursus Bahasa Inggris #1 di Indonesia

Di IELC, kami mengajarkan Bahasa Inggris dengan cara yang benar supaya kamu dapat cepat berbicara dengan percaya diri dan lancar. Inilah keahlian yang kamu butuhkan untuk untuk memaksimalkan potensi dan meraih impian di masa depan.

Di lingkungan belajar modern kami, kamu akan merasa nyaman dan bebas untuk mengekspresikan diri. 

Jangan khawatir, guru kami akan membimbingmu di setiap langkah proses pembelajaran untuk memastikan kamu mendapat hasil pembelajaran yang terbaik. 

IELC adalah Kampus Bahasa Inggris #1 di Indonesia. Kami menyediakan kursus Bahasa Inggris untuk anak, remaja, dan dewasa sebagai berikut:

Baik secara online maupun on campus, kami akan memberimu keahlian yang kamu butuhkan di masa depan. Hubungi kami hari ini dan ambil langkah pertama untuk menjadi lancar dan percaya diri.

Salam,

IELC Academic Director