8 tips manajemen kelas untuk pembelajaran yang menyenangkan dan produktif
Hi Teachers,
Sebagai pengajar, tugas kita adalah memastikan bahwa para siswa kita dapat memahami pelajaran mereka dan merasa aman serta diterima di dalam kelas. Terdengar sederhana di kertas, tetapi dalam praktiknya? Mungkin sama sulitnya dengan salah satu pekerjaan terpenting di dunia!
Jadi, apa yang bisa kita lakukan untuk menciptakan suasana positif yang mendukung pembelajaran yang menyenangkan dan produktif? Nah, jangan khawatir!
Hari ini, kita akan berbagi 5 tips manajemen kelas untuk mencapai hal tersebut! Jadi, tanpa basa-basi lagi, mari kita mulai!
1. Tetapkan aturan yang jelas
Pikirkanlah. Kita juga tidak benar-benar ingin mengikuti aturan yang tidak benar-benar melayani tujuan yang jelas, bukan? Baik itu hukum yang sesungguhnya, aturan rumah tangga, atau apapun itu – sulit untuk menghormati dan patuh pada aturan yang tidak kita ketahui mengapa mereka ada.
Hal yang sama berlaku untuk para siswa! Mereka perlu tahu mengapa aturan-aturan itu dibuat dan tujuan apa yang mereka layani. Tentu saja, teachers selalu dapat melangkah lebih jauh dan benar-benar melibatkan siswa dalam proses pengambilan keputusan untuk membuat aturan-aturan ini.
Teachers dapat membahas dan membuat aturan kelas di awal semester. Undang siswa untuk berbagi pemikiran dan ide mereka. Teachers kemudian dapat mencetak poster dengan aturan yang disepakati agar aturan tersebut selalu terlihat, misalnya di depan kelas.
Aturan yang jelas dapat membantu pengajar untuk menetapkan dan menjaga rutinitas kelas dan juga membantu siswa dengan menciptakan kerangka perilaku sehingga mereka dapat belajar untuk mengelola diri mereka sendiri di dalam kelas.
2. Berkomunikasi dengan siswa-siswi
Ingatlah saat teachers menjadi siswa. Pada umumnya, guru yang “menyenangkan” selalu lebih disukai daripada guru yang ketat dan kaku, bukan?
Dan biasanya, ketika siswa benar-benar menyukai gurunya, mereka akan berusaha untuk berprestasi baik di kelas tersebut. Jadi, cobalah membangun hubungan baik dengan siswa kalian. Pelajari tren terkini, entah itu mode, lagu-lagu, aktor dan aktris, tren TikTok terkini, apapun itu! Kalian akan terkejut seberapa besar menjadi ‘kekinian’ benar-benar membantu membangun hubungan baik dengan siswa kalian.
Setelah hubungan baik terbentuk, siswa-siswi akan tumbuh rasa percaya pada gurunya, yang membawa kita kembali pada poin sebelumnya. Seorang siswa yang percaya pada gurunya akan berusaha untuk melakukan yang terbaik di kelas kalian. Jangan meremehkan kekuatan yang kalian miliki sebagai guru!
Dan inilah sedikit saran lain – bukan hanya apa yang terjadi selama jam pelajaran yang penting! Pernahkah teachers memikirkan untuk datang sedikit lebih awal atau tinggal sebentar setelah bel berbunyi? Ini bisa mengubah segalanya, percayalah!
Bayangkan ini: teachers berada di sana, menyeruput kopi pagi di dalam kelas sebelum bel berbunyi, dan seorang siswa muncul malu-malu dengan pertanyaan yang mereka takut atau ragu ajukan di depan kelas. Atau bayangkan tinggal sebentar setelah pelajaran selesai, dan seorang siswa mendekati teachers untuk sedikit bantuan tambahan atau hanya obrolan singkat tentang hari mereka. Momen-momen ini? Tak ternilai harganya!
Itulah beberapa menit ekstra di luar jadwal terstruktur yang dapat menciptakan hubungan personal yang bermakna. Teachers bukan hanya sosok di depan kelas; kalian adalah pribadi yang dapat dijangkau, dapat dihubungi yang ada untuk mereka, bahkan di luar lingkup akademis. Keterjangkauan ini dapat secara signifikan meningkatkan tingkat kenyamanan dan kepercayaan siswa pada teachers!
3. Memberi hadiah untuk perilaku baik
Manusia cenderung merespons penguatan positif lebih baik daripada penguatan negatif. Mengutip positivepsychology.com, penguatan positif merujuk pada “pengenalan stimulus yang diinginkan atau menyenangkan setelah perilaku” atau dengan kata lain, “penguatan positif berarti memberi hadiah untuk perilaku baik”.
Hadiah tidak selalu harus berupa hal-hal berbentuk materi. Tentu saja, teachers dapat memberi hadiah kepada siswa kalian, terutama yang masih muda, dengan hal-hal seperti stiker atau alat tulis, tetapi pujian juga sama efektifnya!
Teachers tidak perlu menunggu hal-hal besar terjadi untuk memberi pujian kepada siswa. Misalnya, teachers dapat memberi pujian kepada mereka karena menyelesaikan tugas lebih cepat daripada teman-teman sekelas. Untuk pembelajar yang masih muda, teachers dapat memuji mereka karena bisa duduk dengan tenang sepanjang durasi kelas (percayalah, untuk pembelajar yang masih muda, itu bukan prestasi kecil!)
Teachers juga dapat memberi pujian atas hal-hal “sepele” seperti seberapa bagus pakaian mereka hari ini atau bahwa potongan rambut baru mereka terlihat bagus. Ini akan meningkatkan mood siswa dan membuat mereka lebih cenderung berperilaku baik di kelas.
4. Berpikir dengan tenang dan miliki rencana matang untuk masalah perilaku
Percayalah, ini penting, terutama jika teachers mengajar anak-anak kecil! Terkadang, dalam hitungan detik, kelas bisa berubah menjadi kekacauan.
Pada kelas anak-anak, “kelas yang menggila” kerap terjadi tanpa aba-aba sebelumnya. Pada detik tak terduga, seorang anak bisa saja tiba-tiba mengisengi temannya, kemudian si teman menangis dengan keras atau malah berbalik mengajak “gelud” (bertengkar). Dalam hitungan menit kelas yang tadinya aman damai sejahtera, mendadak bubar jalan jadi ajang keributan ditingkahi dengan jerit, sorak sorai dan tangisan.
Ketika hal ini terjadi, aturan pertama yang harus diingat oleh guru adalah “don’t lose your poise and sense of humor.” Tetap tenang dan percaya diri di tengah kelas yang chaos adalah keharusan. Untuk menarik perhatian, teachers bisa mematikan lampu kelas, bertepuk tangan dan tentu saja mengomando kelas dengan suara jernih dan jelas. Ingat ya teachers, jaga suara tetap di nada sol, tidak perlu ikut berteriak apa lagi menjerit.
Setelah berhasil mengendalikan kelas sepenuhnya, peraturan berikutnya adalah “No Favorites!”. Yes, gunakan standar peraturan yang sama yang telah disepakati sebelumnya. Tidak ada siswa kesayangan. Semua anggota kelas wajib mengikuti aturan yang sudah disepakati.
5. Perhatikan hal-hal positif yang terjadi di kelas
Teachers sebaiknya cukup aware untuk mengamati hal-hal kecil yang terjadi dalam kelas, baik itu yang menyenangkan atau sebaliknya. Berlatihlah untuk bisa menangkap setiap momen positif yang terjadi dan mengungkapkannya menjadi pujian sebagai bentuk afirmasi atau penguatan.
Misalnya, ketika teachers melihat siswa bekerja sama untuk memecahkan sebuah masalah atau tantangan, teachers bisa membagi hal ini di depan kelas dengan sebuah pujian.
“Great teamwork, you two! Care to share why you decided to work together?”
Dengan cara ini, teachers akan mendengar perspektif siswa dan siswa-siswa lain pun terinspirasi untuk bekerja sama di lain kesempatan.
Last but not least, meski fokus pada hal positif, guru juga tidak serta merta mengabaikan hal-hal sebaliknya. Ada sebuah kalimat dari Anthony de Mello yang bagus sekali.
“Bukan apa yang akan kau berikan, melainkan bagaimana kamu memberikan.”
Sebuah teguran yang diberikan dalam kalimat yang baik, sehat dan tepat, alih-alih melukai, ia justru akan menjadi pengingat dan semangat bagi siswa untuk memperbaiki diri sendiri dan bertumbuh. Seorang pengajar memang dituntut memiliki banyak kecakapan, kebijaksanaan dan kelapangan hati. Untuk itulah mereka dipercaya menjadi pendidik generasi penerus bangsa.
Semangat!
6. Fasilitasi kerja berpasangan dan berkelompok
Sekarang, mari kita bicara tentang kekuatan nyata di dalam kelas – kerja berpasangan dan kelompok! Cara ini tidak hanya menghilangkan kebosanan dalam kelas yang biasa; namun juga memicu keajaiban nyata dalam interaksi siswa.
Kenapa tidak mencampur-campurkan sedikit hal? Ajak siswa untuk bekerja berpasangan atau dalam kelompok kecil. Ini seperti petualangan kecil dalam setiap kelas! Mereka dapat berbagi ide, belajar satu sama lain, dan hei, mungkin bahkan memecahkan misteri alam semesta (atau setidaknya misteri rencana pelajaran kalian) bersama-sama!
Tetapi di sini poinnya – terus ubah-ubah kelompok ini. Hari ini, Ryan dan Nita; besok, Ryan dengan Adit dan Jovan. Jadi seperti acara bersosialisasi namun di dalam kelas! Dengan cara ini, setiap siswa mendapatkan kesempatan untuk berinteraksi dengan semua orang lain. So, siswa tidak hanya belajar materi kursus; ini tentang belajar dari satu sama lain, memahami sudut pandang yang berbeda, dan membangun keterampilan sosial yang sangat penting!
Jadi, teachers, mari ubah kelas kita menjadi ruang kolaborasi dan pertukaran yang dinamis. Siapa yang tahu akan seperti apa ide-ide luar biasa dan persahabatan yang mungkin berkembang dari kegiatan berpasangan dan kelompok ini, kan?
7. Tekanan dari teman sebaya sebagai alat positif
Sekarang, mari kita bicarakan sesuatu yang agak tidak konvensional – menggunakan tekanan dari teman sebaya untuk hal positif! Ya, teachers nggak salah dengar kok. Ini semua tentang mengubah konsep yang sering salah paham ini menjadi pahlawan super dalam kelas.
Dalam dunia kelas kita, siswa adalah seperti pelopor mini, mencari teman mereka untuk tahu yang terbaru tentang segala hal keren – dan ya, itu termasuk cara bertindak di kelas. Jadi, mengapa tidak membuat kecenderungan alami ini bekerja untuk kebaikan kita?
Inilah resep rahasianya – daripada menghadapi langsung seorang siswa yang tidak benar-benar mengikuti aturan (halo, konflik kekuasaan!), biarkan dinamika antar teman terjadi. Ini seperti revolusi kelas yang tenang. Ketika satu siswa melihat teman-temannya semua berbaris dan melakukan hal yang benar, itu seperti magnet – mereka tertarik namun tidak untuk terlihat mencolok.
Dan berikut adalah tips profesional: perhatikan siswa-siswa yang secara alami mengambil peran pimpinan atau memiliki karisma untuk memengaruhi teman-teman mereka. Mereka adalah pengaruh di dalam kelas. Dorong mereka untuk memimpin dengan contoh. Mereka bisa menjadi sekutu dalam menetapkan contoh positif, menjadikan hal seperti “mengikuti aturan” terlihat keren!
8. Refleksi diri
Ketika kelas sepi dan sunyi, itu adalah waktu yang sempurna untuk merenung: Bagaimana petualangan belajar hari ini?
Pertimbangkan pertanyaan-pertanyaan ini: Apakah siswa mengikuti setiap kata pelajaran? Apakah strategi kelas telah mencapai sasaran atau perlu penyesuaian? Bagaimana siswa berinteraksi dengan berbagai cara mengajar teachers hari ini? Ini seperti menjadi kritikus ramah bagi diri sendiri, mengevaluasi apa yang dapat diperbaiki.
Tapi di sini bagian yang menyenangkan – libatkan siswa kalian dalam perjalanan refleksi ini! Umpan balik mereka seperti harta karun wawasan. Baik melalui survei cepat, menggunakan kotak saran, atau hanya percakapan santai, mendapatkan pandangan mereka menambah nilai yang luar biasa.
Perspektif mereka dapat mengungkap aspek pengajaran teachers yang mungkin tidak kalian perhatikan. Ini seperti melihat kelas melalui mata mereka. Campuran refleksi diri dan umpan balik siswa adalah cara untuk mengasah keterampilan mengajar yang teachers miliki, membuat setiap kelas bukan hanya baik, tetapi luar biasa. Jadi, mari menjadikan refleksi diri sebagai kebiasaan – itu tidak hanya cerdas, itu mutlak penting, dan ya, bahkan sedikit menyenangkan!
Summary
Di artikel kali ini, kami telah membahas 5 cara yang bisa diterapkan untuk menciptakan suasana kelas yang positif dan menyenangkan. We wish you the best in your teaching endeavors! Remember, the influence of a good teacher can never be erased!
Siap mengembangkan diri kalian sebagai seorang edukator?
Di IELC, kami memberi kalian kesempatan untuk bergabung dengan komunitas guru yang hebat, mengembangkan potensi kalian, dan membentuk masa depan Indonesia dengan mengajar Bahasa Inggris kepada generasi berikut dengan cara yang tepat.
Kalian juga akan mendapatkan akses ke pelatihan yang berkesinambungan, pengembangan diri, dan bisa bertemu dengan rekan kerja tim yang luar biasa dan punya cara pikir yang sama dengan kalian.Ambil langkah pertama kalian ke dalam lingkungan kerja yang suportif dan fun,, gali potensi kalian, dan nikmati hasilnya di IELC!
Salam,
Anthony McCormick
IELC Managing Director