Jhonatan-group-class

5 tips manajemen kelas untuk pembelajaran yang menyenangkan dan produktif

Sebagai guru, apalagi guru Bahasa Inggris, menguasai teknik manajemen kelas sangatlah penting lho! Manajemen kelas yang bagus akan menciptakan suasana belajar yang kondusif dan menyenangkan. Siswa senang, guru tenang! 

Keberhasilan proses belajar mengajar di kelas akan lebih mudah tercapai jika ada komunikasi dan kolaborasi antara guru dan siswa. Tentunya, peran aktif dari guru sangat diperlukan untuk menciptakan suasana kelas yang mendukung terjadinya komunikasi dan kolaborasi ini. Pengajar sebagai leader di kelas harus semangat, antusias, dan memperhatikan dengan seksama kebutuhan tiap siswa. 

Lalu apa saja sih, langkah praktis dari manajemen kelas yang bisa diterapkan dalam kelas Bahasa Inggris? Yuk, baca terus untuk cari tahu!

1. Tetapkan aturan yang jelas

Peraturan kelas bisa didiskusikan di awal semester kelas. Peraturan yang jelas akan membantumu sebagai guru untuk menciptakan lingkungan kelas yang kondusif dan siswa juga menjadi terdorong untuk bisa lebih mandiri dalam me-manage perilaku mereka. 

Tentunya, peraturan kelas janganlah ditujukan untuk mengekang ya! Sebaliknya, jadikan peraturan kelas sebagai sarana untuk siswa merasa aman dan nyaman untuk bisa berekspresi dan menyalurkan pikiran dan kreativitas mereka di kelas. 

Intinya, pastikan semua siswa di kelas tahu mengapa aturan ini ada. Coba deh bayangkan, kamu sendiri malas kan, menuruti aturan yang tujuannya tidak jelas?

Peraturan yang disepakati bisa meliputi konsekuensi yang akan diterima bila ada perilaku siswa yang melanggar kesepakatan bersama atau bahkan juga yang akan diterima guru/pengajar ketika melakukan hal yang sama. Hasil kesepakatan tentang aturan kelas ini bisa ditulis dengan visual menarik lalu dipasang di kelas sebagai pengingat bagi semua anggota kelas. 

2. Berinteraksi secara aktif dengan siswa

Saat kita masih duduk di bangku sekolah dulu, guru yang “asik” akan lebih kita sukai ketimbang guru yang kaku, galak pula. Ya, kan?

Hal yang sama masih berlaku hingga saat ini. 

Itu sebabnya alangkah baiknya jika pengajar melatih kemampuan komunikasi interpersonal untuk membantu berinteraksi dengan siswa.

Tidak ada salahnya mencari tahu trend yang sedang diikuti, gaya fesyen apa yang sedang hype, atau bahkan musik yang digemari. 

Kedekatan yang terjadi akan membentuk “trust” antara siswa dan guru. Siswa yang mempercayai gurunya akan lebih mendengarkan perkataan guru mereka dan pada akhirnya mereka akan berusaha lebih baik tidak hanya untuk mengikuti peraturan kelas namun juga termotivasi untuk memberikan usaha terbaik mereka di kelas. 

3. Beri reward untuk perilaku yang baik 

Pada dasarnya, semua orang, termasuk juga kita dan murid-murid kita akan memberikan respon yang lebih baik terhadap pendekatan yang positif (positive reinforcement) yaitu dengan memberi hadiah terhadap perilaku yang baik dibandingkan hal-hal negatif (negative reinforcement) seperti kritik tajam yang penuh penghakiman, apalagi hukuman. 

“Hadiah” bisa berupa pujian. Pujian diberikan tidak selalu pada hal-hal besar. Guru bisa dan boleh banget memuji untuk tugas yang diselesaikan lebih cepat misalnya, atau penampilan yang apik, padu padan warna pakaian yang unik, bisa juga pujian karena bisa duduk dengan tenang (pada siswa kanak-kanak yang biasanya selalu aktif dan sering bergerak), atau pada banyak hal kecil lainnya. 

Pujian pada hal-hal remeh yang bahkan tidak disadari oleh siswa akan membuat mood mereka membaik dan memotivasi mereka untuk melakukan lebih banyak hal baik lainnya. Pada akhirnya tidak hanya saat berada dalam kelas yang mereka ikuti, namun juga di keseharian.

4. Miliki rencana matang untuk masalah perilaku

Pada kelas anak-anak, “kelas yang menggila” kerap terjadi tanpa aba-aba sebelumnya. Pada detik tak terduga, seorang anak bisa saja tiba-tiba mengisengi temannya, kemudian si teman menangis dengan keras atau malah berbalik mengajak “gelud” (bertengkar). Dalam hitungan menit kelas yang tadinya aman damai sejahtera, mendadak bubar jalan jadi ajang keributan ditingkahi dengan jerit, sorak sorai dan tangisan. 

Ketika hal ini terjadi, aturan pertama yang harus diingat oleh guru adalah “don’t lose your poise and sense of humor.” Tetap tenang dan percaya diri di tengah kelas yang chaos adalah keharusan. Untuk menarik perhatian, guru bisa mematikan lampu kelas, bertepuk tangan dan tentu saja mengomando kelas dengan suara jernih dan jelas. Ingat ya Miss/Mister, tetap di nada sol, tidak perlu ikut berteriak apa lagi menjerit.

Setelah berhasil mengendalikan kelas sepenuhnya, peraturan berikutnya adalah “No Favorites!”. Yes, gunakan standar peraturan yang sama yang telah disepakati sebelumnya. Tidak ada siswa kesayangan. Semua anggota kelas wajib mengikuti aturan yang sudah disepakati.

5. Perhatikan hal-hal baik yang terjadi di kelas

Guru harus cukup aware untuk mengamati hal-hal kecil  yang terjadi dalam kelas, baik itu yang menyenangkan atau sebaliknya. Guru juga harus berlatih untuk bisa menangkap setiap momen positif yang terjadi dan mengungkapkannya menjadi pujian sebagai bentuk afirmasi atau penguatan.

Misalnya, ketika guru melihat siswa bekerja sama untuk memecahkan sebuah masalah atau tantangan, guru bisa mengungkapkan di depan kelas dengan sebuah pujian.

“Kerja tim yang sangat bagus, kalian berdua! Bisakah kalian menceritakan mengapa kalian memutuskan untuk bekerja sama dan apa yang kalian pelajari setelah melakukannya?”

Dengan cara ini, guru akan mendengar perspektif siswa dan siswa-siswa lain pun terinspirasi untuk bekerja sama di lain kesempatan.

Last but not least, meski fokus pada hal positif, guru juga tidak serta merta mengabaikan hal-hal sebaliknya. Ada sebuah kalimat dari Anthony de Mello yang bagus sekali.

“Bukan apa yang akan kau berikan, melainkan bagaimana kamu memberikan.”

Sebuah teguran yang diberikan dalam kalimat yang baik, sehat dan tepat, alih-alih melukai, ia justru akan menjadi pengingat dan semangat bagi siswa untuk memperbaiki diri sendiri dan bertumbuh. Guru memang dituntut memiliki banyak kecakapan, kebijaksanaan dan kelapangan hati. Untuk itulah mereka dipercaya menjadi pendidik generasi penerus bangsa. 

Semangat!

Akhir kata 

Di artikel kali ini, kami telah membahas 5 cara yang bisa diterapkan untuk menciptakan suasana kelas yang positif dan menyenangkan. We wish you the best in your teaching endeavors! Remember, the influence of a good teacher can never be erased! 

Siap mengembangkan diri kalian sebagai seorang edukator?

Di IELC, kami memberi kalian kesempatan untuk bergabung dengan komunitas guru yang hebat, mengembangkan potensi kalian, dan membentuk masa depan Indonesia dengan mengajar Bahasa Inggris kepada generasi berikut dengan cara yang tepat.

Kalian juga akan mendapatkan akses ke pelatihan yang berkesinambungan, pengembangan diri, dan bisa bertemu dengan rekan kerja tim yang luar biasa dan punya cara pikir yang sama dengan kalian.

Ambil langkah pertama kalian ke dalam lingkungan kerja yang suportif dan fun,, gali potensi kalian, dan nikmati hasilnya di IELC!

Salam,

Anthony McCormick

IELC Managing Director