Halo para guru Bahasa Inggris! Apakah kalian melakukan kesalahan ini?
Halo para guru Bahasa Inggris, bagaimana kabarnya?
Semangat? Capek? Dua-duanya?
Semoga kalian baik-baik saja ya! Karena kan kalian punya banyak siswa yang bergantung kepada kalian untuk belajar Bahasa Inggris! Ini nggak mudah lho!
Hari ini, kami akan membahas kesalahan apa saja yang sering dilakukan guru Bahasa Inggris.
Kesalahan memang selalu akan terjadi because we’re all human after all!
Tapi mengetahui dan mengidentifikasi di awal sebelum salah bisa membantu kita lebih hati-hati sehingga tidak mengambil langkah yang salah.
Jadi, yuk, kita mulai!
1. Tidak menyesuaikan level pembicaraan dengan kemampuan siswa
Mari kita bahas kesalahan umum yang mungkin kita lakukan tanpa sadar – tidak menyesuaikan bahasa kita dengan tingkat pemahaman siswa!
Bayangkan berbicara dengan menggunakan kata-kata besar dan kompleks di hadapan ruangan yang penuh dengan pemula. Yup, itu hanya akan membuat mereka bingung daripada belajar!
Triknya di sini sederhana: sederhanakan tanpa merendahkan. Kita perlu berbicara dalam bahasa mereka, secara harfiah! Tetaplah jelas, tetaplah menarik, tetapi jangan kehilangan inti dari apa yang sedang kita ajarkan. Bukan tentang mengurangi isi, ya. Namun bagaimana membuat pembicaraan kita dapat diakses dan mudah dicerna.
Dan hei, sebuah gambar atau ilustrasi sederhana seringkali bisa menjadi penyelamat dalam mengatasi kesenjangan bahasa. Terkadang, sebuah gambar cepat di papan tulis dapat menghilangkan kebingungan lebih cepat daripada deretan kata-kata. Selain itu, daripada menempatkan siswa dalam posisi sulit dengan pertanyaan “apakah kamu mengerti?” yang sejujurnya bikin ciut, mari kita coba meminta mereka untuk menjelaskan kembali atau menggunakan konsep tersebut dengan kata-kata mereka sendiri. Pastinya lebih ramah dan jauh lebih menyenangkan.
Mari kita ciptakan lingkungan kelas yang mengakomodir pertanyaan, dan rasa ingin tahu menjadi pendorong pembelajaran. Ketika siswa merasa nyaman untuk bertanya, tidak peduli seberapa mendasar pertanyaannya, saat itulah kita mengetahui pembelajaran sesungguhnya sedang terjadi!
2. Bertanya, “Mengerti, kan?”
Hah? Gimana?
Tentu saja kita ingin memastikan siswa-siswa kita mengerti pelajaran yang disampaikan.
Tapi nggak gitu juga deh, ingat-ingat saat kita masih di sekolah! Kemungkinan besar pernah bertemu dengan seorang guru (atau lebih!) yang menatap kita dengan tajam dan bertanya, “sudah paham?”
Pasti kita merasa harus menjawab “paham” bukan, entah sungguhan paham atau tidak, ya kan?
Ada cara-cara lain yang bisa dilakukan untuk memastikan siswa-siswa kalian benar-benar paham dengan materi yang disampaikan tanpa harus “memasang lampu sorot” ke arah mereka dengan langsung bertanya, “Mengerti?”
Cukup ajukan pertanyaan yang berhubungan dengan pelajarannya untuk memastikan mereka sudah memahami materi. Atau cobalah meminta mereka untuk menjelaskan kembali atau menggunakan konsep tersebut dengan kata-kata mereka sendiri. Ini tidak terlalu menakutkan dan jauh lebih menyenangkan!
3. Teachers kurang menantang siswa
Apabila siswa kurang mendapat tantangan dalam belajar, mereka akan kehilangan rasa penasaran (curiosity) dan motivasi untuk belajar.
Bukan berarti teachers harus memberi mereka latihan yang ekstra susah ya! Hal itu sama saja akan mengakibatkan mereka kehilangan rasa penasaran dan motivasi juga!
Tugas pengajar adalah untuk menemukan level tantangan yang pas, tidak terlalu mudah juga tidak terlalu sulit sehingga siswa akan selalu belajar hal baru dan tetap termotivasi.
Namun, banyak pengajar yang jatuh ke godaan memberi materi yang terlalu mudah. Terutama pengajar untuk kelas anak-anak. Teachers tidak perlu memodifikasi games atau latihan untuk menjadi lebih mudah hanya karena siswa masih berada di level TK atau SD.
Teachers akan terkejut karena mereka sebenarnya sangat bisa! Faktanya, anak-anak sebenarnya adalah pelajar yang cepat tangkap kalau soal bahasa!
4. Semua tugas berupa tugas kelompok atau semua tugas berupa tugas individu
Siswa kita membutuhkan keduanya! Teachers bisa memberi proyek sebagai tugas kelompok. Misalnya, kalian bisa meminta siswa-siswa untuk membuat poster atau pamflet bersama. kalian bisa juga membagi siswa dalam kelompok-kelompok dan masing-masing kelompok harus menampilkan sebuah drama (acting/roleplaying activity).
Tugas kelompok sangatlah berharga untuk belajar menjadi individu yang kolaboratif karena itu melatih siswa untuk membawakan diri dengan yakin atau pede, tapi sekaligus mempertimbangkan pendapat teman kelompok.
Sebaliknya, Teachers bisa memberikan worksheet dan writing practice sebagai tugas individu untuk memastikan bahwa semua siswa sudah memahami materi pembelajaran.
Ada siswa yang lebih produktif kalau bekerja sendiri, ada juga yang lebih cocok dengan kerja kelompok dan suka bagi-bagi ide ke teman-temannya. Jadi, idealnya sih, teachers memberikan kesempatan ke siswa-siswa untuk mengalami keduanya.
5. Pengikut buku teks garis keras
Maksudnya apa, nih?
Maksudnya, teachers mengikuti SEMUA aktivitas dan latihan di buku. Buku adalah jantungnya materi belajar.
Hal ini tidak hanya membosankan untuk pengajar maupun siswa, tapi teachers juga membahayakan siswa.
Lho?! Kok bisa?
Perlu diingat bahwa goal yang terpenting adalah untuk membantu siswa-siswa belajar dan menjadi percaya diri dalam berbahasa Inggris.
Jadi, apabila ada suatu aktivitas dari buku yang tidak membantu siswa mencapai tujuan itu, aktivitas tersebut harus diubah!
Remember, your classroom should be student-centered, not textbook centered!
6. Menjejalkan terlalu banyak informasi
Begini masalahnya: ketika kita membanjiri siswa kita dengan banyak informasi sekaligus, itu seperti memberi mereka teka-teki dengan terlalu banyak potongan. Mereka mungkin dapat melihat gambaran besar, tapi detail-detail penting? Hilang di antara semuanya!
Kuncinya? Membongkarnya. Kenalkan konsep-konsep sedikit demi sedikit, lalu ulang, perkuat dengan kegiatan menyenangkan dan latihan praktis. Bayangkan ini seperti membangun set LEGO bahasa. Setiap blok penting, dan bersama-sama, mereka menciptakan sesuatu yang menakjubkan.
Dan ingat, repetisi adalah teman kita. Tidak hanya tentang memperkenalkan suatu konsep; namun juga menyematkannya dalam pikiran mereka. Dengan setiap repetisi, setiap kegiatan menyenangkan, setiap percakapan yang menarik, gagasan dan kata-kata itu semakin tertanam.
Mari kita berusaha untuk membuat pelajaran seperti hidangan yang menyenangkan, disajikan dalam porsi yang pas, bukan prasmanan sepuasnya yang membuat semua orang merasa terlalu kenyang. Seninya adalah bagaimana menemukan titik yang pas dimana pembelajaran itu menyenangkan, menyeluruh, dan yang paling penting, mudah dicerna!
7. Tidak terlibat menyeluruh dengan siswa
Baiklah, teachers, mari kita berbicara tentang jebakan lain yang mungkin kita jatuhkan – selalu mengandalkan pasangan siswa yang sama di kelas. Kita semua punya murid yang antusias dan siap melompat dengan jawaban, kan? Kamu tahu, yang selalu pertama kali mengangkat tangan mereka. Tapi hei, ada potensi di seluruh ruang kelas!
Ada siswa yang mungkin lebih pendiam atau kurang percaya diri dalam kemampuan mereka. Siswa-siswa ini sering terabaikan dan mungkin merasa terpinggirkan. Penting untuk mendorong dan melibatkan siswa-siswa ini juga, memastikan bahwa mereka memiliki kesempatan yang sama untuk berkontribusi dan belajar.
Misi kita? Membuat yang terbaik dari setiap siswa. Bayangkan kelas sebagai rajutan permadani, di mana setiap benang – setiap siswa – menambah keindahan gambar tersebut. Menggunakan daftar tempat duduk atau metode pemilihan acak bisa menjadi panduan, membantu kita menyelipkan semua alur unik itu secara merata.
Dorong semua orang untuk berbagi pemikiran mereka. Mungkin saja murid pemalu di belakang memiliki ide brilian yang sedang menunggu untuk didengar. Dan murid yang selalu terlihat agak bingung? Mereka mungkin hanya perlu sedikit dorongan ekstra untuk menemukan suara mereka.
Pada akhirnya, ini adalah bagaimana menciptakan kelas di mana semua orang merasa terlibat dan penting. Ketika setiap siswa mendapat kesempatan untuk berkontribusi, itulah saat keajaiban belajar bersama benar-benar terjadi!
8. Kaku!
Teachers sudah tahu cara kerjanya, rencana pelajaran juga sudah disiapkan, kegiatan sudah diatur, mungkin bahkan ada rencana cadangan jika dibutuhkan. Tetapi terkadang, itu belum cukup!
Sekarang, kita tidak hanya membicarakan tentang mengatur kegiatan (meskipun itu sangat penting). Namun, seni sejati mengajar terletak pada kemampuan teachers untuk tetap fleksibel. Ini tentang mengenali kapan suatu kegiatan yang direncanakan tidak memberikan dampak positif dan dengan cepat beralih atau ketika diskusi spontan menawarkan peluang emas untuk pembelajaran.
Seorang guru yang telah mempersiapkan dirinya dengan baik seperti seorang pelaut terampil, siap mengarungi segala medan. Tetapi tambahkan fleksibilitas ke dalam campuran, dan tadaaaaa…. teachers menjadi navigator ulung, dapat menyesuaikan layar dengan angin yang berubah dinamika kelas. Baik itu mengubah latihan untuk lebih cocok dengan suasana hati kelas, menyederhanakan topik yang kompleks, atau menjaga agar semua tetap fokus di tengah gangguan, kemampuan teachers untuk beradaptasi sangat penting!
Jadi, mari kita rayakan kekuatan persiapan dan seni adaptabilitas. Sambutlah yang tak terduga dan siaplah mengembangkan pendekatan mengajar secara fleksibel!
Summary
Jadi, apakah teachers melakukan salah satu dari hal di atas?
Kalau iya, jangan khawatir! It’s not the end of the world!
Sebagai guru, kita juga selalu belajar dan berkembang, bukan? Dan bagian dari tugas kita adalah berkomitmen untuk terus berkembang secara profesional sehingga dari waktu ke waktu kita menjadi lebih baik.Satu hal yang harus selalu kalian ingat adalah goal utama kalian tentunya adalah untuk membantu siswa-siswa kalian tumbuh dan menjadi percaya diri dalam berbahasa Inggris. This must be your guiding anchor in determining all your classroom activities.
Kursus Bahasa Inggris #1 di Indonesia
Di IELC, kami mengajarkan Bahasa Inggris dengan cara yang benar supaya kamu dapat cepat berbicara dengan percaya diri dan lancar. Inilah keahlian yang kamu butuhkan untuk untuk memaksimalkan potensi dan meraih impian di masa depan.
Di lingkungan belajar modern kami, kamu akan merasa nyaman dan bebas untuk mengekspresikan diri.
Jangan khawatir, guru kami akan membimbingmu di setiap langkah proses pembelajaran untuk memastikan kamu mendapat hasil pembelajaran yang terbaik.
IELC adalah Kampus Bahasa Inggris #1 di Indonesia. Kami menyediakan kursus Bahasa Inggris untuk anak, remaja, dan dewasa sebagai berikut:
- Kelas online anak
- Kelas online remaja
- Kelas online dewasa
- Kelas on campus anak
- Kelas on campus remaja
- Kelas on campus dewasa
- Kelas online dan on campus IELTS
- Kelas online dan on campus TOEFL PBT
- Kelas online dan on campus TOEFL iBT
Baik secara online maupun on campus, kami akan memberimu keahlian yang kamu butuhkan di masa depan. Hubungi kami hari ini dan ambil langkah pertama untuk menjadi lancar dan percaya diri.
Salam,
IELC Academic Director