IELC-teens-student-fun-learning-english

Halo teachers,

Setiap ruang kelas adalah tempat yang dinamis, penuh dengan berbagai kepribadian, tantangan unik, dan peluang tak terbatas. Salah satu hal kunci yang bisa memperlancar situasi yang dinamis ini dan membuka jalan bagi pengalaman belajar yang harmonis adalah dengan membuat aturan kelas yang jelas dan efektif.

Meskipun materi yang kita ajarkan bervariasi dan metode pengajaran yang kita gunakan mungkin berbeda, ada satu kebenaran universal yang tetap berlaku: ruang kelas yang teratur mendorong pembelajaran yang lebih baik. Namun, keteraturan tidak hanya sebatas meja yang rapi dan rencana pelajaran yang terstruktur; ini juga seputar menetapkan harapan perilaku yang akan membimbing interaksi dan keterlibatan siswa.

Membuat aturan kelas lebih dari sekadar menuliskan apa yang boleh dan tidak boleh di poster. Ini melibatkan pemahaman akan kebutuhan siswa, mengenali tantangan-tantangan potensial, dan membentuk kerangka dasar yang mendukung pertumbuhan baik dari segi akademis maupun pribadi.

Dalam artikel ini, kita akan merambah proses pembuatan aturan kelas yang tidak hanya jelas dan ringkas, tetapi juga kolaboratif dan mendukung lingkungan belajar yang berkembang. Siap untuk memulai?

peraturan kelas yang efektif

1. Libatkan siswa dalam prosesnya

Kelas bukan hanya milik guru; ini adalah ruang bersama di mana setiap siswa menghabiskan sebagian besar harinya. Dengan mengakui kepemilikan bersama ini, salah satu cara paling berdampak untuk menetapkan aturan kelas adalah dengan melibatkan para siswa dalam proses pembuatan dan penyusunannya.

Ketika siswa aktif ikut serta dalam proses pembuatan aturan, dinamika kelas dengan halus ikut berubah. Mereka mulai benar-benar memahami dan menghormati panduan yang telah ditetapkan, karena merekalah yang memainkan peran penting dalam pembuatannya. Pendekatan ini memastikan bahwa siswa tidak hanya melihat aturan sebagai perintah eksternal, tetapi sebagai panduan logis yang mereka ikut bentuk.

Proses ini tidak hanya menghasilkan sekumpulan aturan; ini juga memupuk komunitas kelas yang kuat. Ketika siswa menyadari bahwa pandangan dan pendapat mereka memiliki bobot, hal itu membantu menciptakan lingkungan inklusif di mana setiap orang merasa dihargai.

Sebagai pendidik, peran kita dalam proses ini berkembang. Alih-alih hanya mengatur segalanya, kita bertransisi menjadi fasilitator, membimbing siswa kita dalam berpikir kritis tentang jenis lingkungan yang ingin mereka kembangkan dan pelajari di dalamnya!

Sampaikan dengan positif!

2. Sampaikan dengan positif

Dalam irama dinamika kelas yang tidak bisa diprediksi, bahasa yang kita gunakan memiliki kekuatan besar. Mudah untuk terjebak dalam menjelaskan aturan dengan kalimat negatif, menyoroti apa yang seharusnya tidak dilakukan. Namun, pergeseran kecil dalam perspektif bisa menciptakan lingkungan yang lebih positif dan konstruktif. Dengan merumuskan aturan dengan bahasa positif, kita mengarahkan fokus pada perilaku yang diinginkan, memberikan panduan yang jelas tentang apa yang seharusnya aktif dilakukan oleh siswa.

Ambil contoh diskusi di kelas. Mengatakan kepada siswa, “Jangan berbicara sembarangan,” menempatkan penekanan pada perilaku yang tidak diinginkan. Ini menciptakan lingkungan yang terbatas. Di sisi lain, menginstruksikan mereka untuk “Angkat tangan untuk berbicara” menawarkan langkah yang jelas dan dapat diambil oleh siswa, memupuk rasa keteraturan dan rasa hormat. Penyajian yang positif ini tidak hanya memberikan kejelasan tetapi juga mendorong pendekatan proaktif terhadap perilaku!

3. Be specific

Bayangkan teachers sedang mengatur sebuah permainan, tetapi aturannya terdengar seperti, “Main dengan baik ya!” Semangatnya oke, tapi ini membuat semua orang menggaruk kepala, bertanya-tanya apa sebenarnya arti dari “main dengan baik”.  Hal yang sama berlaku untuk aturan di dalam kelas. Aturan yang terlalu umum, meskipun terdengar keren dan megah, terkadang bisa menjadi seperti teka-teki yang harus dipecahkan oleh para siswa.

Ambil contoh “Berlaku dengan rasa hormat”. Ini adalah aturan emas yang kita semua suka, bukan? Tetapi jika teachers menjadi siswa, mungkin teachers akan berpikir, “Baiklah, tapi apa artinya di sini? Tidak mengolok-ngolok teman saya? Atau hanya mendengarkan saat guru berbicara?” Dengan mengubahnya menjadi sesuatu yang lebih spesifik seperti, “Dengarkan saat orang lain berbicara,” kita membuat segalanya jelas. Tidak ada lagi permainan tebak-tebakan.

Ketika kita menjadi spesifik dengan aturan-aturan kita, kita memberikan panduan yang jelas kepada siswa kita. Tidak lagi mengembara di area abu-abu!

4. Tetap konsisten, ya!

Pernahkah kita mengalaminya? Suatu hari membiarkan sesuatu terjadi begitu saja, hari berikutnya tegas mengenainya. Tapi inilah masalahnya: inkonsistensi dalam menerapkan aturan kelas bisa menimbulkan banyak kebingungan, dan, jujur saja, drama.

Pikirkanlah. Jika Ryan dipanggil karena ngobrol saat pelajaran sedangkan Vanessa dibiarkan begitu saja saat melakukan hal yang sama keesokan harinya, kita sedang mengirimkan pesan yang beragam. Dan jangan sampai kita membahas seberapa cepat anak-anak bisa melihat adanya pilihan-pilihan yang bias! Sebelum teachers sadar, mereka akan mulai berpikir, “Kenapa Vanessa selalu bisa luput dari hukuman?” atau “Apakah Miss lebih menyukainya?” Dan tiba-tiba saja, rasa percaya diri mereka menjadi terpukul.

Apa yang dapat diambil dari sini? Begitu kita memiliki aturan yang ditetapkan, penting untuk tetap pada jalurnya, apapun situasinya. Konsistensi bukan hanya tentang menjaga perdamaian; ini tentang menunjukkan kepada siswa kita bahwa setiap satu dari mereka dihargai dan diperlakukan dengan adil. Dengan tetap teguh dan dapat diandalkan, kita membangun dasar kepercayaan dan rasa hormat yang membuat ruang kelas menjadi tempat yang luar biasa bagi semua orang untuk belajar dan tumbuh.

5. Beri pujian

Mari jujur: semua orang, tanpa memandang usia, senang mendapat sedikit pengakuan atas pekerjaan yang dilakukan dengan baik. Kelas kita pun tak berbeda. Ketika para siswa berhasil melakukan hal-hal dengan baik dan mematuhi aturan, saatnya bagi kita untuk berdiri dan memberikan perhatian.

Masih ingat bagaimana pernah melihat sepupu kecil, keponakan, atau keponakan lakukan hal yang benar, dan mata mereka bersinar dengan bangga ketika kita memperhatikannya? Itulah jenis keajaiban yang kita cari!

Jadi, daripada hanya mencari momen pelanggaran aturan, mari juga soroti saat-saat para siswa kita benar-benar berhasil. Dengan merayakan kemenangan-kemenangan tersebut, kita memberi tahu mereka, “Hei, saya melihatmu melakukan hal besar, dan itu penting!” Ini adalah perubahan sederhana, tetapi sungguh, ini menyiapkan  suasana kelas yang lebih ceria dan penuh motivasi!

6. Jadilah contoh dari perilaku yang diinginkan

Jadi, ada satu nasehat bagus nih: di dalam kelas (dan di mana pun), tindakan lebih berbicara daripada kata-kata. Dan tebak siapa yang ada di tengah panggung? Yup, betul sekali, kita para guru. Jadi jika kita menetapkan aturan tentang perilaku tertentu, sebaiknya kita pastikan kita juga menjalankan aturan-aturan itu sendiri!

Oke, sekarang waktunya bicara serius: Pernah dengar pepatah lama, “Tindakan berbicara lebih keras dari kata-kata”? Ini adalah pepatah klasik dengan alasan yang kuat. Sebagai guru, kita bisa bicara bagaimana seharusnya, tetapi yang benar-benar dihitung adalah tindakan kita. Bayangkan menetapkan aturan, seperti mendengarkan dengan penuh perhatian, tapi kemudian teralihkan saat seorang siswa berbicara. Pesan apa yang disampaikan di situ? 

“Jika guru saya tidak peduli, mengapa saya harus peduli?”

Kenyataannya adalah, setiap kali kita mengabaikan aturan yang telah kita tetapkan, itu seperti mengirimkan sinyal diam bahwa mungkin aturan tersebut tidak begitu penting. Tetapi saat kita memberi contoh, menjalankan prinsip-prinsip yang kita dukung, seperti menegaskan, “Inilah cara melakukannya!” Tidak perlu kata-kata.

Intinya, ini tentang menjalankan apa yang kita ajarkan. Karena saat kita menunjukkan perilaku yang kita dukung, seolah-olah kita memberi siswa panduan tindakan langsung tentang cara menjadi juara di dalam kelas!

7. Sesuaikan dengan kebutuhan

Dinamika kelas berubah—ini adalah fakta sederhana. Apa yang berhasil di awal semester mungkin tidak seefektif waktu selanjutnya.

Pada awal tahun, kita mungkin punya aturan yang jelas yang kita percayai akan membimbing kelas dengan lancar. Tapi seiring kita semakin mengenal siswa kita dan seiring mereka tumbuh dan berubah, mungkin kita akan menemukan bahwa beberapa aturan tidak lagi relevan, atau mungkin ada celah yang perlu diatasi.

Penting bagi para teachers untuk mengakui fleksibilitas ini dan bersedia untuk melakukan penyesuaian. Hal ini bukan berarti teachers meragukan peraturan yang telah teachers susun sebelumnya ya, justru sebaliknya, teachers berupaya untuk responsif.  Secara berkala, ulaslah aturan-aturan tadi, dapatkan masukan dari siswa, dan buat perubahan jika perlu. Bersama-sama memastikan kelas tetap menjadi lingkungan optimal untuk belajar sepanjang tahun!

8. Dapatkan umpan balik

Jika kita melihat ruang kelas sebagai ruang kolaboratif (dan seharusnya begitu!), maka adalah logis bahwa para siswa kita—rekan kolaboratif kita—mempunyai suara dalam cara operasinya. Ini terhubung kembali dengan gagasan fleksibilitas dan adaptasi yang kita bahas dalam aturan #7. Dunia nyata tidak beroperasi di dalam ruang hampa, dan begitu juga seharusnya ruang kelas kita.

Di sinilah umpan balik menjadi alat yang kuat. Baik melalui obrolan informal setelah kelas atau survei anonim yang lebih terstruktur, bertanya kepada siswa tentang aturan dapat memberikan wawasan yang sangat berharga. Mungkin mereka akan menyoroti aturan yang tidak cukup jelas, atau mereka akan menyarankan perubahan berdasarkan pengalaman sehari-hari mereka.

Dengan rutin mencari dan menghargai masukan mereka, kita memperkuat pesan bahwa pengalaman mereka di dalam kelas penting. Ini adalah lingkaran berkelanjutan: tetapkan aturan, amati, kumpulkan umpan balik, dan perbaiki. Proses iteratif ini memastikan aturan kita tetap relevan, jelas, dan efektif sepanjang tahun!

Summary

Baiklah, kita telah menjelajah lebih dalam ke dalam dunia aturan kelas. Dari melibatkan siswa kita dalam prosesnya hingga menyesuaikan aturan seiring berjalannya waktu, jelas bahwa ini bukanlah hal yang satu ukuran untuk semua. Kelas-kelas kita hidup, penuh dengan kepribadian dan tantangan unik, dan aturan kita perlu selalu berkembang!

Saat kita memasuki semester akademik berikutnya, mari bawa wawasan-wawasan ini bersama kita. Mari kita dukung ruang-ruang yang mendorong pemahaman, kolaborasi, dan sedikit sentuhan kesenangan.

Salam untuk tahun pertumbuhan, momen-momen bersama, dan kelas-kelas di mana semua orang merasa seperti di rumah!

Ingin berbahasa Inggris dengan lancar?

Kebanyakan orang di Indonesia malu bicara Bahasa Inggris di depan publik. Mereka takut salah dan tidak percaya diri saat harus bicara dalam Bahasa Inggris. 

Ini akibat dari pengajaran Bahasa Inggris yang salah!

Mereka tidak hanya kehilangan waktu dan uang, lebih parah lagi mereka mendapat dasar Bahasa yang salah yang susah diperbaiki. Akhirnya, mereka menjadi bosan dan kehilangan percaya diri. 

Ini adalah kesalahan yang fatal!

Kursus Bahasa Inggris #1 di Indonesia

Di IELC, kami mengajarkan Bahasa Inggris dengan cara yang benar supaya kamu dapat cepat berbicara dengan percaya diri dan lancar. Inilah keahlian yang kamu butuhkan untuk untuk memaksimalkan potensi dan meraih impian di masa depan.

Di lingkungan belajar modern kami, kamu akan merasa nyaman dan bebas untuk mengekspresikan diri. 

Jangan khawatir, guru kami akan membimbingmu di setiap langkah proses pembelajaran untuk memastikan kamu mendapat hasil pembelajaran yang terbaik. 

IELC adalah Kampus Bahasa Inggris #1 di Indonesia. Kami menyediakan kursus Bahasa Inggris untuk anak, remaja, dan dewasa sebagai berikut:

Baik secara online maupun on campus, kami akan memberimu keahlian yang kamu butuhkan di masa depan. Hubungi kami hari ini dan ambil langkah pertama untuk menjadi lancar dan percaya diri.

Salam,

IELC Academic Director