online kids

8 Risiko yang membuat jeda panjang dalam kursus Bahasa Inggris bukan hal yang baik untuk anak

Mungkin Papa atau Mama  sudah mendaftarkan sang anak ke kursus Bahasa Inggris.

Namun anak sekarang semakin sibuk…, ujian, PR, les musik, les menggambar, les matematika, bola basket, berenang…, semuanya menuntut waktu anak.

Mungkin Mama berpikir…, nggak apa-apa lah kalau les Bahasa Inggrisnya di stop dulu… hanya sementara kok… setelah ujiannya selesai akan dilanjut lagi… nggak masalah kan?

Meskipun mengambil break sebentar, beberapa hari ataupun satu atau dua minggu, sama sekali tidak masalah, bahkan bisa bermanfaat, Mama harus berpikir ulang sebelum mengambil break panjang!

Penelitian telah menemukan bahwa mengambil break panjang saat proses pembelajaran memiliki dampak yang serius pada kualitas dan hasil pembelajaran. Siswa yang mengambil break tidak mencapai level yang sama dengan siswa yang belajar secara konsisten.

Sebenarnya, apa saja yang terjadi saat anak mengambil break dari kursus Bahasa Inggris?

1. Anak akan lupa dengan apa yang sudah mereka pelajari

Mari kita mulai dengan hal yang paling jelas. Kalau anak mengambil break panjang, mereka akan mulai lupa dengan apa yang sudah mereka pelajari! Percaya deh, karena hal ini sudah terjadi kepada saya! Saya sudah belajar Bahasa Jerman sampai level A2, lalu saya mengambil break panjang dan sekarang saya nggak ingat apa-apa!

Jadi begini, pembelajaran dan pemahaman terjadi melalui repetisi. Jadi kalau anak mengambil break… mereka harus say goodbye ke hal-hal yang sudah mereka ingat dan pelajari.

Informasi disimpan di otak di networks yang bernama neuron. Ketika anak memikirkan sesuatu, neuron yang menyimpan informasi yang bersangkutan menjadi terangsang lalu neuron ini menumbuhkan struktur yang berbentuk seperti tentakel bernama dendrite. Dendrite berfungsi untuk menerima informasi dari neuron.

Jadi, semakin sering anak memikirkan sesuatu, semakin sering dendrite ini digunakan. Tapi sebaliknya, apabila anak jarang memikirkan lagi informasi spesifik ini, seperti misalnya material belajar mereka, dendrit ini akan membusuk dan mengakses informasi ini akan menjadi semakin sulit.

Jadi, hati-hati apabila Mama ingin anak ambil break dari pembelajaran Bahasa Inggrisnya. Jangan sampai dendrite-nya membusuk!

2. Mereka akan kehilangan momentum

Bayangkan, anak Mama dan Papa sedang mengikuti kursus Bahasa Inggris dan dia berkembang pesat. Dia cepat paham dengan material yang diberikan dan telah menggapai progress yang bagus. Dia telah menemukan momentum dan mulai merasa percaya diri.

Lalu, Mama memutuskan agar anak mengambil break.

Apa yang akan terjadi?

Mereka akan kehilangan momentum!

Konsep momentum diambil dari hukum pertama Newton, yaitu objek tak bergerak tetap akan tak bergerak dan objek yang bergerak akan terus bergerak sampai dihentikan oleh kekuatan tertentu.

Jadi, lebih mudah meneruskan momentum yang telah berjalan daripada memulai dari awal.

Dalam hal belajar, semakin banyak momentum yang anak miliki, semakin cepat mereka bisa memahami material.

Hal lain yang perlu dipikirkan – apakah anak akan mudah dibujuk untuk memulai belajar lagi setelah break mereka? Orang tua yang kami kenal bilang bahwa tidak mudah untuk membujuk anak untuk mulai kursus lagi setelah break – mereka sulit dirayu dan akan membantah.

Tidak sulit untuk menebak mengapa anak anak menjadi resisten untuk kembali kursus setelah mengambil break. Setelah break, anak menjadi takut bahwa mereka akan ketinggalan jauh dengan teman-teman sekelasnya.

Percaya deh, hal ini telah terjadi pada anak saya. Merasa harus memulai lagi dari awal rasanya dapat lebih susah daripada saat pertama kali memulai belajar.

3. Mereka akan kehilangan rasa percaya diri

Ketika anak sudah memiliki rutinitas kursus Bahasa Inggris, mereka akan merasa belajar hal baru dan berbicara menggunakan kata dan kalimat dalam Bahasa Inggris.

Lalu, bayangkan mereka mengambil break selama katakanlah 3 bulan.

Mencoba kembali ke rutinitas mereka tak akan mudah. Mereka juga pasti akan merasa canggung karena mereka tidak lagi merasa terbiasa dengan proses belajar hal baru dan tak lagi terbiasa mendengarkan diri sendiri mengucapkan kata dan kalimat asing.

Hal ini bisa membuat mereka kehilangan percaya diri!

Apalagi kalau anak dulunya belajar di kelas group dan saat mereka kembali ke group tersebut, teman-temannya sudah maju ke level yang lebih kompleks sementara anak Mama masih stagnan. Anak bisa jadi merasa kesulitan untuk mengejar ketertinggalannya dan hal ini bisa berdampak buruk ke rasa percaya dirinya.

Percaya diri itu sulit dibangun tapi mudah hancur dan percaya diri dalam proses pembelajaran Bahasa itu sangat penting! Anak-anak butuh rasa percaya diri untuk untuk membuat kesalahan dan tetap mencoba. Kalau mereka tidak memiliki rasa percaya diri setelah break, rasa percaya diri mereka akan susah diperbaiki dan hal ini akan berdampak ke proses pembelajaran mereka secara keseluruhan.

4. Anak kehilangan kemampuan berpikir dalam Bahasa Inggris

Mungkin Mama dan Papa tidak sadar, tetapi penelitian menunjukkan bahwa saat proses pembelajaran Bahasa Inggris, anak mulai berpikir dalam Bahasa Inggris secara otomatis.

Semakin konsisten mereka belajar Bahasa Inggris, semakin sering mereka berpikir dalam Bahasa Inggris. Hebatnya, mereka bahkan bisa berpikir dalam Bahasa Inggris di luar kelas sekalipun!

Ini adalah salah satu perbedaan yang paling mencolok antara belajar Bahasa Inggris yang dimulai sejak anak-anak dan belajar Bahasa Inggris yang baru dimulai saat dewasa. Saat kita memulai belajar Bahasa Inggris saat kita sudah dewasa, otak kita membandingkan Bahasa Inggris dengan bahasa native kita. Jadinya, seringkali kita butuh menerjemahkan kata-kata dari Bahasa Inggris ke Bahasa Indonesia secara manual di otak kita.

Lain halnya dengan anak-anak, mereka memiliki kemampuan untuk berpikir dalam Bahasa Inggris, termasuk memikirkan konsep-konsep abstrak, sehingga mereka tidak perlu menerjemahkan kata-kata secara manual. Ini adalah kemampuan yang luar biasa!

Namun, ketika anak mengambil break mereka akan kehilangan kemampuan untuk berpikir dalam Bahasa Inggris dan Bahasa Inggris kembali menjadi Bahasa yang terasa asing.

5. Level anak drop

Ketika kita rajin berolahraga kemudian stop, maka level fitness kita akan turun.

Sama halnya dengan ketika anak berhenti belajar Bahasa inggris, level mereka bisa drop. Anak tidak bisa kembali kursus dan mulai dari level di mana mereka berhenti sebelum mengambil break karena level mereka pasti turun.

Apalagi apabila sebelum break anak belajar di kelas group dan saat mereka kembali teman-teman sekelasnya sudah naik ke level selanjutnya dan anak masih stagnan bahkan turun level.

Itulah alasan nomor satu yang diberikan anak saat mereka bilang mereka tidak mau kembali kursus lagi.

Jadi, kapan sih anak boleh mengambil break dari belajar Bahasa Inggris?

Setelah membaca pointpoint diatas, pasti Papa dan Mama berpikir, “Pasti artikel ini akan bilang bahwa tidak ada waktu yang baik untuk ambil break!”

Namun sebenarnya, ada situasi-situasi dimana mengambil break justru lebih diutamakan.

6. Kemampuan kognitif mereka akan menurun

Mari kita bicarakan tentang anak-anak kita yang sedang belajar bahasa seperti Bahasa Inggris. Ini jauh lebih dari sekadar menghafal kata-kata dan tata bahasa baru!

Bagaimana membentuk pikiran mereka, kemampuan mereka untuk berpikir, memecahkan masalah, dan memahami dunia. Belajar bahasa secara teratur ibarat latihan untuk otak yang akan meningkatkan daya ingat, meningkatkan keterampilan pemecahan masalah, dan mengasah kemampuan berpikir kritis.

Bayangkan jika latihan ini berhenti. Mengambil istirahat panjang dari pembelajaran bahasa bukan hanya jeda dalam menggali kosa kata baru atau menguasai tata bahasa. Ini bisa menghentikan pertumbuhan kognitif mereka. Sama seperti otot yang tidak dilatih secara teratur bisa kehilangan kekuatan, kemampuan kognitif anak, yang diasah melalui pembelajaran bahasa, bisa mulai melemah selama istirahat panjang!

Kami bukan ingin menimbulkan ketakutan, tapi mari bersama-sama memahami kenyataan. Ketika anak-anak secara teratur terpapar pada pembelajaran bahasa, otak mereka terus membentuk koneksi baru, menjadi lebih kuat, dan lebih efisien dalam memproses informasi serta memecahkan masalah.

Sebuah keterampilan yang jauh melampaui ruang kelas, keterampilan yang mereka bawa ke setiap aspek kehidupan mereka!

7. Mereka kehilangan motivasi

Ingatlah kegembiraan, antusiasme, dan kebanggaan di mata anak-anak ketika mereka pertama kali memulai pelajaran Bahasa Inggris mereka?

Ledakan antusiasme awal itu adalah bukti dari motivasi intrinsik mereka, yang memacu perjalanan mereka melalui berbagai rintangan dalam mempelajari bahasa baru!

Namun, bagaimana jika perjalanan ini mengalami jeda yang panjang?

Istirahat panjang dari pelajaran Bahasa Inggris mereka secara perlahan dapat memudarkan motivasi intrinsik ini. Ini adalah pergeseran yang halus namun signifikan. Mereka mulai kehilangan tidak hanya pengetahuan yang telah mereka peroleh tetapi juga hubungan mereka dengan kegembiraan dan budaya bahasa serta proses pembelajaran!

Ini seperti mengambil istirahat dari buku bagus. Semakin lama kita meninggalkannya, semakin sulit untuk mengingat mengapa kita begitu bersemangat tentang itu pada awalnya. Dan bagi anak-anak, yang minat dan hasratnya dapat berubah seperti angin, menyalakan kembali minat dalam Bahasa Inggris setelah istirahat panjang bisa menjadi tantangan nyata!

8. Kemajuan dan kepuasan mereka terhenti

Bayangkan perjalanan anak-anak dalam belajar Bahasa Inggris sebagai serangkaian penemuan dan pencapaian yang menarik. Setiap frasa baru yang mereka kuasai, setiap aturan tata bahasa yang mereka pahami, membawa perasaan prestasi yang jauh melampaui pembelajaran bahasa. Ini adalah dorongan kuat untuk harga diri mereka, penguatan bahwa mereka bisa mengatasi tantangan dan berprestasi!

Sekarang, mari berhenti sejenak dan berpikir tentang apa yang terjadi ketika kita menunda kemenangan-kemenangan kecil ini dengan istirahat panjang. Ini bukan hanya masalah kemajuan terhenti dalam belajar Bahasa Inggris. Ada lapisan yang lebih dalam di sini, seringkali tidak terlihat tetapi dirasakan dengan tajam: penundaan kepuasan dan pencapaian.

Pikirkan seperti ini: setiap langkah maju dalam pembelajaran bahasa mereka adalah batu bata dalam dasar kepercayaan diri mereka. Mereka sedang membangun sesuatu yang besar, bukan hanya dalam Bahasa Inggris, tetapi juga dalam pendekatan mereka secara keseluruhan terhadap tantangan dan pencapaian. Istirahat panjang dapat melambatkan proses pembangunan ini, menunda kepuasan yang datang dengan setiap pencapaian pembelajaran baru.

Ini mungkin membuat mereka mulai meragukan kemampuan mereka, bukan hanya dalam Bahasa Inggris, tetapi juga di bidang lain, karena momen-momen pencapaian teratur mulai memudar.

Jadi, mari berusaha membuat perjalanan pembelajaran Bahasa Inggris mereka menjadi petualangan yang menyenangkan, penuh dengan momen-momen kemenangan yang akan meningkatkan kepercayaan diri mereka dan menjaga motivasi mereka tetap tinggi!

Ketika anak memiliki guru Bahasa Inggris yang buruk

Alasan utama yang mengharuskan anak untuk mengambil break adalah ketika anak memiliki guru yang buruk. Guru yang buruk memiliki dampak negatif terhadap rasa percaya diri anak dan guru ini mengajarkan kebiasaan-kebiasaan buruk yang susah untuk dilupakan.

Sayangnya, kami sudah berulang kali menyaksikan hal ini terjadi. Ketika ada siswa yang bergabung dengan kami setelah ia memiliki guru yang buruk, rata-rata mereka memiliki kebiasaan-kebiasaan yang buruk. Prononsiasi mereka jelek, grammar mereka berantakan dan rasa percaya diri mereka rendah.

Akhir kata

Di artikel ini, kami sudah menjelaskan hal-hal yang bisa terjadi apabila anak mengambil break dari kursus Bahasa Inggrisnya. Jadi, sebisa mungkin Mama sebaiknya membantu dan mensupport anak untuk konsisten dalam belajar agar anak bisa menjadi fluent lebih cepat dan memiliki pemahaman Bahasa Inggris yang lebih komprehensif.

Next steps

Apakah Anda ingin anak dapat berbahasa Inggris secara lancar dan percaya diri?

Banyak anak di Indonesia yang kurang percaya diri saat berbicara Bahasa Inggris. Mereka takut membuat kesalahan dan malu berbicara di depan orang lain. Hal ini disebabkan karena mereka belajar Bahasa Inggris dengan cara yang salah!

Di IELC, kami mengajarkan Bahasa Inggris dengan metode yang benar agar anak dapat berbahasa Inggris dengan lancar dan percaya diri.

Kursus Bahasa Inggris terbaik untuk anak di Indonesia!

Karena banyak sekali pilihan kursus di luar sana, memilih kursus untuk anak dapat terasa sulit dan membingungkan.

Dengan lebih dari 300 rating bintang 5 di google, IELC telah menjadi kursus Bahasa Inggris dengan ranking yang paling tinggi di Indonesia.

Guru-guru kami yang berpengalaman akan mensupport anak Anda di setiap langkah.

Kami akan memberi anak Anda skills untuk menggali potensi dan meraih mimpi mereka.

Dengan fasilitas pembelajaran kami yang modern, kami menawarkan kursus Bahasa Inggris terbaik di Indonesia untuk anak, remaja, dewasa, serta persiapan IELTS dan TOEFL.

Baik secara online maupun on campus, kami memiliki suasana pembelajaran yang positif sehingga anak dapat merasa nyaman dan dapat belajar Bahasa Inggris secara seru dan menyenangkan.

Hubungi kami hari ini untuk konsultasi GRATISmu.

Salam,

Anthony McCormick,

IELC Managing Director