English Teacher Teaching Online

10 kesalahan yang harus dihindari saat membuat rencana pembelajaran

Pernah melakukan sesuatu tanpa rencana sebelumnya?

Seru dan deg-degkan ya pastinya…

Namun sebagai pengajar kelas Bahasa Inggris, memulai kelas tanpa rencana pembelajaran adalah hal yang sangat tidak dianjurkan, lho.

Bayangkan saja misalnya teachers hendak bepergian jauh bersama beberapa kawan. Rasanya mustahil ya, memulainya tanpa terlebih dahulu memikirkan tempat yang hendak dikunjungi misalnya, kuliner yang hendak dicicipi, atau alat transportasi yang hendak kalian pakai dan seterusnya. 

Perjalanan jauh berombongan tanpa sebuah rencana, alih-alih menjadi pengalaman menyenangkan tak terlupakan, kemungkinan besar justru akan menjadi sebuah mimpi buruk di siang bolong.

Nah, demikian juga halnya saat teachers akan menempuh sepanjang tahun pembelajaran bersama sekelompok anak yang menjadi siswa kelas. Teachers tentu membutuhkan sebuah rencana yang matang dan solid. Rencana Pembelajaran bisa dibuat setelah terlebih dahulu memperoleh informasi yang lebih dari cukup mengenai tujuan, harapan dan minat siswa kelas.

Tapi…, ini saja tidaklah cukup. Teachers hendaknya juga perlu tahu hal-hal apa saja sih yang perlu  dihindari saat menentukan rencana pembelajaran agar kelas bisa berjalan lancar, efisien dan efektif. Mau tahu?

Silakan disimak, ya.

1. Kelas  tidak memiliki tujuan yang jelas

Membuat Rencana Pembelajaran tanpa mengetahui tujuan yang ingin dicapai dalam proses belajar mengajar ibarat kita keluar rumah tanpa mengetahui hendak pergi kemana. Teachers akan menghabiskan waktu dengan berputar-putar saja tanpa arah. 

Lelah nggak, sih?

Tentunya!

Tidak cuma melelahkan, namun juga membuang waktu.

Tujuan akan membantu teachers bahkan juga siswa, memiliki gambaran apa dan bagaimana kelas akan berjalan. Dengan tujuan yang jelas kalian juga bisa menyiapkan dengan lebih baik bahan referensi dan tools yang teachers butuhkan untuk menyampaikan materi. Pada akhir perjalanan pembelajaran nantinya, tujuan bisa dijadikan tolak ukur keberhasilan dari proses belajar yang telah dilalui.

So, jelas sekali, menetapkan tujuan kelas merupakan hal yang sangat krusial.

Memulai pembelajaran tanpa menetapkan tujuan yang jelas? Big No!

2. Tidak memiliki struktur pelajaran

Kelas akan berjalan tidak efisien jika teachers tidak memiliki panduan yang solid dan terstruktur. Yes, teachers membutuhkan silabus. 

Secara sederhana silabus memuat ringkasan atau pokok-pokok isi materi yang akan diajarkan. Mulai dari tahapan materi, tools dan referensi, hingga titi mangsa setiap tahap dari materi yang akan kalian berikan di depan kelas. 

Silabus ibarat kompas bagi perjalanan teachers! Jangan sampai hilang arah ya…

3. Gagal memasukkan variasi

Melinda Schoenfeldt, seorang Profesor di Department of Elementary Education, Ball State University mengatakan, “People learn what they want to learn.”

Berdasarkan ucapan Ibu Melinda di atas, maka tantangan yang teachers hadapi selanjutnya adalah, bagaimana agar siswa memiliki ketertarikan pada materi pelajaran dan bersedia terlibat aktif dalam kegiatan belajar mengajar di kelas?

Jawabannya tentu saja, kreativitas!

Teachers membutuhkan kreativitas dalam penyampaian materi.  Sebab materi yang disampaikan dengan cara yang sama berulang kali jelas membosankan. Teachers bisa memadukan pemberian materi dengan seni misalnya atau melalui film pendek, story telling atau apa pun yang membuat penyajian materi di kelas lebih menarik.

Jika materi pengajaran adalah sebuah hidangan, kreativitas teachers di kelas adalah bumbu penyedapnya!

4. Menggunakan rencana yang sama

Bagian ini mungkin memiliki sedikit kemiripan dengan poin sebelumnya, sama-sama membutuhkan kreativitas  sebagai pengajar. Perbedaannya, jika di poin sebelumnya teachers memikirkan “how to”- nya, maka di bagian ini kata kuncinya adalah “who”.

Yak! Teachers perlu mengenal dengan baik siswa-siswa kalian di kelas. 

Teachers mungkin menggunakan buku pegangan dan silabus yang sama setiap tahun, namun siswa-siswa kalian tidak pernah sama. Setiap kelas adalah unik.  Apa yang berhasil dengan siswa sebelumnya belum tentu tepat untuk siswa kalian saat ini.  

Pertimbangkan juga bahwa ada hal-hal yang dapat kita ubah atau tambahkan. Setiap tahun, akan selalu ada budaya pop baru yang menjadi sangat populer; lagu, artis, acara TV, atau film populer.  Dengan menjadi dinamis, setiap tahun teachers bisa membuat materi yang tetap relevan sekaligus melibatkan siswa secara aktif.

Jika teachers  menyukai rencana pembelajaran yang sudah ada dan berpikir itu benar-benar bekerja dengan baik selama ini, tentu saja, gunakanlah. Jangan terlalu kaku, menjadi fleksibel akan membuat segala sesuatu berjalan lebih smooth. 

Sedikit improvisasi dan dinamika akan membuat kelas berjalan lebih menarik!

5. Tidak ada rencana B

Hari itu teachers telah merencanakan pelajaran yang luar biasa. Teachers memastikan siswa akan menonton video pendek untuk latihan pemahaman listening mereka. Namun saat komputer dinyalakan, tiba-tiba wifi bermasalah dan video tidak dapat diputar. 

Lalu apa yang akan  dilakukan sekarang?  Apakah akan membiarkan siswa bermain game atau mengobrol satu sama lain dengan gaduh sepanjang kelas?

Itulah mengapa memiliki rencana B itu penting.

Biasakan untuk membuat rencana cadangan. Tidak ada salahnya menyiapkan diri dengan “payung” rencana B. Sebab, hujan bisa turun kapan saja!

6. Tidak mencoba tugas terlebih dahulu

Pernahkah teachers mencoba memberikan tugas tanpa mencobanya terlebih dahulu?

Mungkin terlihat seperti cara menghemat waktu, tetapi sebenarnya itu adalah pintasan menuju masalah di kelas! Tidak mencoba tugas atau aktivitas sebelum memperkenalkannya kepada siswa dapat menyebabkan berbagai tantangan di kelas.

Pertama-tama, jika teachers tidak pernah mencoba tugas tersebut sendiri, Teachers mungkin melewatkan beberapa aspek yang lebih menantang. Ini dapat menyebabkan situasi di mana siswa menghadapi hambatan yang belum teachers siapkan untuk memecahkannya, menciptakan kebingungan, dan mengganggu alur pembelajaran.

Selain itu, tanpa mencobanya terlebih dahulu, teachers mungkin tidak bisa menemukan tingkat kesulitan yang sesuai dengan kemampuan siswa. Tugas tersebut bisa terlalu rumit, terlalu sederhana, atau tidak sesuai dengan tujuan pembelajaran teachers!

Selain itu, ingatlah bahwa siswa memiliki rasa ingin tahu, dan itu wajar! Jika teachers tidak familiar dengan tugas tersebut, pertanyaan mereka mungkin membuat teachers kewalahan. Tidak dapat memberikan bantuan yang tepat secara langsung dapat merusak semangat belajar!

Terakhir, tapi tidak kalah penting, mengetahui tugas dengan baik membantu teachers mengalokasikan waktu yang tepat untuk itu. Tanpa pengetahuan ini, teachers mungkin menghabiskan terlalu sedikit atau terlalu banyak waktu pada aktivitas tersebut, yang dapat mengganggu alur pelajaran.

7. Mengabaikan pedagogi

Pedagogi berkaitan dengan memahami bagaimana berbagai siswa belajar. Jika ini diabaikan, teachers mungkin tidak memenuhi berbagai cara siswa memproses informasi, yang dapat mengakibatkan pengajaran yang kurang efektif!

Hal ini terkait dengan pengajaran yang baik – lebih dari sekadar menyelesaikan rencana pelajaran. Ini tentang membimbing siswa untuk benar-benar memahami konsep-konsep tersebut. Tanpa fokus pada pedagogi, siswa mungkin hanya melakukan rutinitas tanpa benar-benar memahami atau dapat menggunakan apa yang mereka pelajari dengan cara baru.

Sebagian besar dari pedagogi berkaitan dengan pembangunan bertahap. Bayangkan seperti membangun blok – teachers mulai dari dasar-dasar dan secara bertahap meningkatkan kesulitannya. Melewatkan ini berarti teachers mungkin akan memberikan tugas yang terlalu sulit atau terlalu sederhana, tanpa jenis pembangunan yang tepat atau momen untuk mengevaluasi.

Dan jangan lupakan, pedagogi yang efektif berkaitan dengan menjaga agar pelajaran tetap menarik. Ini berarti menghubungkan pelajaran dengan hal-hal yang dapat dihubungkan oleh siswa, mengkreasikan metode pengajaran, dan menciptakan suasana kelas yang ramah dan menarik. Jika teachers mengabaikan ini, kita mungkin melihat minat siswa mulai menurun.

Juga, sebagian besar dari pedagogy pie adalah menilai apa yang siswa pelajari dan memberikan umpan balik. Jika teachers melewatkan ini, kita mungkin tidak tahu apakah mereka telah memahami konsep-konsep tersebut, dan teachers tidak dapat memberi mereka petunjuk yang mereka butuhkan untuk melakukan lebih baik.

Secara singkat, menyelipkan pedagogi ke dalam perencanaan pelajaran  sangat penting. Ini menyelaraskan pengajaran teachers dengan apa yang dibutuhkan siswa, memastikan bahwa ruang kelas tetap menjadi pusat pembelajaran yang hidup dan efektif. Jadi mari tetap fokus pada pedagogi – ini bukan hanya bagian dari pengajaran, tetapi yang membuat pengajaran menjadi luar biasa!

8. Ketergantungan pada pacing guide

Mari membahas pacing guide. Meskipun bermanfaat sebagai peta jalan kurikulum, keterikatan yang kaku bisa membuat pengajaran seperti berlomba tanpa melihat kebutuhan siswa.

Pacing guide, dengan jadwal dan konten tertentu, bisa membuat kita tergesa-gesa melalui topik tanpa memperhatikan pemahaman siswa. Terutama di tempat dengan ujian nasional, keinginan melipatgandakan silabus bisa mengorbankan pemahaman mendalam yang diperlukan siswa.

Bagaimana jika kita lebih menyesuaikan dengan ritme belajar siswa? Melibatkan pengawasan terhadap pemahaman mereka dan fleksibel dalam merencanakan pembelajaran. Ini memastikan siswa benar-benar memahami sebelum melanjutkan, menjadikan pengajaran lebih dinamis dan responsif terhadap kebutuhan siswa.

9. Ketidak konsistenan dalam pengajaran

Melibas dunia pengajaran seperti berlayar di laut yang tak terduga. Jangan seperti beralih metode pengajaran dengan begitu beragamnya. Konsistensi, baik dalam metode pengajaran, manajemen kelas, atau perencanaan, penting agar pembelajaran berjalan lancar. 

Siswa membutuhkan struktur dan harapan yang jelas untuk menciptakan lingkungan pembelajaran yang stabil. Jangan sampai pindah-pindah gaya perencanaan mengacaukan alur pembelajaran teachers

Temukan metode yang sesuai dan patuhi, karena konsistensi adalah kunci untuk meningkatkan efektivitas pengajaran dan memudahkan pengelolaan kelas. Jangan lupa, konsistensi tidak berarti kekakuan. Tetaplah fleksibel sesuai kebutuhan siswa dan dinamika kelas, sambil menjaga metode inti yang stabil.

10. Tidak menyediakan waktu untuk refleksi

Setelah semua hal aktif telah dilakukan untuk kelas, maka selanjutnya dibutuhkan satu tindakan pasif untuk menyempurnakannya. Waktu untuk refleksi dan mengevaluasi.

Teachers dapat melakukannya di akhir materi. Setelah melihat pencapaian para siswa melalui tugas-tugas yang berhasil mereka selesaikan, sejumlah umpan balik dari siswa mengenai kelas yang sudah mereka lalui dapat menjadi masukan yang berarti untuk melihat sejauh mana kecakapan teachers mengampu kelas selama ini. Dan tentu saja untuk melihat efektivitas dari rencana pembelajaran  yang sudah dibuat dan dijalankan.

Jadi, jangan lupa selalu menyediakan waktu untuk evaluasi ya!

Siap mengembangkan diri kalian sebagai seorang edukator?

Di IELC, kami memberi kalian kesempatan untuk bergabung dengan komunitas guru yang hebat, mengembangkan potensi kalian, dan membentuk masa depan Indonesia dengan mengajar Bahasa Inggris kepada generasi berikut dengan cara yang tepat.

Kalian juga akan mendapatkan akses ke pelatihan yang berkesinambungan, pengembangan diri, dan bisa bertemu dengan rekan kerja tim yang luar biasa dan punya cara pikir yang sama dengan kalian.

Ambil langkah pertama kalian ke dalam lingkungan kerja yang suportif dan fun,, gali potensi kalian, dan nikmati hasilnya di IELC!

Salam,

Anthony McCormick

IELC Managing Director