IELTS Online Course Student and Teacher iPad

Halo, English learners! Gimana kabarnya nih?

Kami paham, seberapapun kamu berniat untuk melakukan sesuatu (misalnya, aku ingin belajar Bahasa Inggris dengan konsisten untuk memperluas pilihan karir) terkadang kita masih merasa capek dan patah semangat. 

Jangan khawatir, kamu nggak sendiri kok! 

Rasa patah semangat ini bisa terjadi kepada siapa saja. Pelajar, pekerja kantoran, bos-bos perusahaan, orang tua, semua pasti pernah merasakannya! 

Dalam kasus ini, kamu mungkin jadi menunda-nunda belajar dan kamu jadi sering skip rutinitas belajarmu. Kemungkinan besar, sebenarnya kamu merasa bersalah karena hal ini, namun rasanya sulit banget untuk mulai belajar lagi. Otak kita mungkin bahkan sampai berteriak menyuruh kita untuk belajar, tapi badan kita rasanya lumpuh dan tidak mau diajak kompromi. 

Di artikel kali ini, kami akan menjelaskan beberapa penyebab mengapa kamu merasa patah semangat atau kehilangan motivasi belajar Bahasa Inggris. Kami juga akan bahas solusinya.

1. Gurumu ngga asik

Yep, ini adalah salah satu alasan tersering mengapa orang-orang kehilangan motivasi untuk belajar Bahasa Inggris. 

Apabila kamu belajar Bahasa Inggris dengan bantuan guru, tentunya kamu harus memastikan gurumu itu kompeten. Ini tidak bagus sih, tapi hanya karena seseorang adalah lulusan jurusan pendidikan atau jurusan sastra Inggris bukan berarti mereka guru yang kompeten lho! 

Kami telah membuat artikel tentang 5 pertanda kamu memiliki guru Bahasa Inggris yang super. Pastikan gurumu memenuhi kriteria tersebut. Kalau tidak, kemungkinan besar pengalaman belajarmu akan menjadi nggak menyenangkan dan bahkan membingungkan! 

Sekali lagi kami tegaskan, memiliki guru yang kompeten itu PENTING BANGET. Itu adalah investasi yang akan balik modal berlipat-lipat ganda di masa depan. Pilihan guru yang kamu buat menentukan apakah proses belajarmu akan sukses atau gagal. Jadi apa solusinya kalau gurumu nggak bikin kamu belajar dengan efektif? 

Solusi: kalau gurumu nggak kompeten, nggak ada jalan pintas. Sebaiknya kamu ganti guru. 

2. Kamu sudah negatif duluan sehubungan kemampuanmu berbahasa Inggris. 

Mungkin ini terdengar klise, tapi ini beneran lho! 

Apabila kamu memandang dirimu sebagai seseorang yang nggak bisa berbahasa Inggris, kamu sudah kalah secara mental sebelum mulai berperang, dan akhirnya ini bisa jadi kenyataan. 

Kita semua memiliki kritikus dalam pikiran kita sendiri.. Terkadang, suara ini cukup berguna – misalnya, suara ini bisa mengingatkan kita untuk tetap fokus dengan goal atau tujuan yang ingin kita capai dengan cara mencegah kita agar jangan sampai skip belajar. 

Namun sayangnya, suara ini lebih sering berefek negatif daripada membantu, terutama ketika suara ini dipenuhi dengan kritik yang tidak membangun. Inilah yang dinamakan negative self talk. 

Solusi: kenali negative self-talk mu dan cobalah mengubahnya menjadi positive self-talk. Kami paham bahwa ini bisa menjadi proses yang cukup sulit karena mengubah negative self-talk menjadi positive self-talk adalah perubahan yang cukup ekstrim. Kamu bisa mencoba cara yang lebih gentle, yaitu dengan mengubah negative self-talk mu menjadi neutral self-talk. 

Contohnya, kalau kamu berpikir, “Aku nggak bisa Bahasa Inggris, aku nggak mungkin bisa dapat skor 6.5 di IELTS!” kamu bisa mencoba merubahnya menjadi “sebagai pengguna bahasa Inggris level menengah, aku sadar bahwa mencapai skor 6.5 di IELTS akan membutuhkan effort lebih dan waktu yang agak lama. Namun, aku akan berusaha sekeras mungkin untuk mencapai targetku.” 

Cara lainnya, kamu bisa mencoba memberi inner criticmu nama. Contohnya, aku memanggil inner critic ku Debbie karena dia adalah seorang yang downer (Debbie Downer adalah frasa yang cukup umum dalam Bahasa Inggris untuk mendeskripsikan orang yang pesimis dan all around negative vibes) ada juga Negative Nancy. Kamu mungkin bisa memilih salah satu dari kedua nama ini untuk inner critic mu. Tentunya kamu juga bisa memilih nama lain ya! Saat pikiran negatif menyerang, kamu tinggal bilang “Ya ampun Debbie, bisa diem nggak sih!?” 

3. Kamu belum menemukan alasanmu untuk belajar

Tentunya, kamu memutuskan untuk belajar Bahasa Inggris karena suatu alasan, bukan?

Kalau kamu segitu inginnya baca artikel ini, pasti alasannya bukan “Well, teman-teman saya belajar bahasa Inggris, jadi saya ikut”. Pasti bukan karena alasan lain yang kira-kira serupa ya.

Salah satu alasan mengapa banyak orang merasa kehilangan motivasi adalah karena seraya belajar mereka lupa kenapa dulu mau belajar bahasa Inggris. 

Wajar bukan, apabila kamu melakukan sesuatu tanpa alasan atau tujuan yang jelas, lama kelamaan kamu pasti akan merasa bosan?

Solusi: deskripsikan alasanmu dengan jelas. Tentunya ini bukan berarti kamu harus meditasi di gunung sampai kamu mendapat wahyu tentang mengapa kamu harus Bahasa Inggris. Cukup tuliskan semua alasan yang membuatmu memutuskan untuk belajar Bahasa Inggris. 

Tuliskan alasan-alasan ini di selembar kertas. Alasanmu tidak harus serius melulu, lho. Contohnya, apabila kamu ingin belajar Bahasa Inggris untuk bisa mendapat beasiswa ke luar negeri, tentu saja ini adalah alasan yang patut dipuji dan kamu tentu bisa menulis alasan ini di kertasmu. Namun, misalnya, alasan lain mengapa kamu tertarik untuk belajar Bahasa Inggris agar kamu bisa nonton Netflix tanpa subtitle, ya nggak apa-apa, tulis juga! 

Jadi, tulis semua! Ketika kamu kehilangan motivasi lagi, lihat lagi daftar ini supaya kamu ingat motivasi awal yang kamu miliki. 

4. Goal mu tidak masuk akal

Coba bayangkan, kamu adalah pengguna Bahasa Inggris tingkat pemula dan kamu belum terbiasa berbicara dalam Bahasa Inggris sama sekali. Kamu ingin belajar Bahasa Inggris dengan tujuan untuk bisa berbicara Bahasa Inggris dengan lancar dan bisa menulis in-depth essay dalam jangka waktu sebulan. 

Mungkin goal ini masih ada kemungkinan tercapai apabila kamu menggunakan semua waktumu untuk belajar Bahasa Inggris. Tapi, apakah ini realistis dan sustainable? Tidak. 

Membuat target yang sangat tinggi dan tidak realistis akan membuatmu putus asa dalam waktu singkat. Buatlah goal yang realistis dan nikmati kepuasan dari pencapaian-pencapaian kecil yang kamu buat, kamu akan terus menambah daftar pencapaian ini. 

Solusi: buatlah SMART goal 

S – Specific: apa goal mu? Apa yang ingin kamu capai?

M – Measurable: bagaimana kamu bisa mengukur kemajuanmu? Bagaimana kamu bisa tahu bahwa kamu telah mencapai goal mu?

A – Attainable: apakah goal mu realistik? Apakah goal mu benar-benar bisa tercapai dengan resources yang kamu punya?

R – Relevant: mengapa goal ini penting untukmu? Bagaimana hidupmu akan menjadi lebih baik apabila kamu berhasil meraih goal ini?

T – Time-bound: kapan kamu akan mencapai goal mu?

Contohnya, kamu bisa membuat goal ini: 

“Aku ingin menambah vocabulary ku untuk meningkatkan reading comprehension ku. Di 30 hari ke depan, aku akan belajar 5 kata baru setiap hari. Setiap kali aku menemukan kata yang tidak familiar bagiku atau aku tidak tahu artinya, aku akan mencari definisinya dan aku akan membuat kalimat menggunakan kata tersebut agar aku paham penggunaan kata tersebut dan juga benar-benar ingat dengan kata yang baru aku pelajari”. 

Specific memperluas vocabulary dengan cara belajar 5 kata baru setiap hari 

Measurable – kamu bisa mengukur progress harianmu (apakah kamu sudah belajar 5 kata baru hari ini?) 

Attainable: 5 kata per hari terdengar realistik dan bisa tercapai 

Relevant: goal ini konsisten dengan objektifmu untuk menambah vocabulary dan meningkatkan reading comprehension 

Time-bound: goal mu adalah untuk melakukan ini selama 30 hari. Di hari ke-30, kamu seharusnya sudah mempelajari 150 kata baru. 

5. Kamu tidak memiliki lingkungan belajar yang kondusif 

Lingkunganmu bisa menentukan kesuksesan belajarmu!

Lingkungan di sini bukan berarti hanya lingkungan fisik, tapi juga orang-orang di sekitarmu. 

Apabila kamu dikelilingi oleh orang-orang dengan pola pikir negatif dan tidak mendukungmu untuk belajar Bahasa Inggris, mungkin mereka akan bilang hal-hal seperti “Ngapain belajar Bahasa Inggris? Jangan terlalu ambisi lah!” lama kelamaan kamu akan menyerap apa yang mereka katakan dan kehilangan motivasi dan disiplinmu. 

Kamu juga harus membuat lingkungan fisik belajarmu senyaman dan sekondusif mungkin. Hal ini terlihat berbeda-beda bagi setiap orang. Untuk sebagian orang, mungkin lingkungan belajar yang ideal mungkin berupa ruangan sepi, tanpa musik, dan tidak berantakan. Untuk yang lain, mungkin mereka butuh background suara dari TV. Banyak juga yang senang belajar sambil mendengarkan musik. 

Jangan khawatir apabila lingkungan belajar ideal mu mungkin terlihat berbeda dari lingkungan ideal belajar pada umumnya. Asalkan kamu nyaman dan lingkungan belajarmu bisa membantumu belajar dengan lebih maksimal!

Solusi: pastikan lingkungan belajarmu adalah orang-orang yang positif dan suportif, dan area belajarmu cukup nyaman dan kondusif. 

6. Proses belajar saya bergantung mood 

Kenyataan pahitnya adalah kita ngga bisa selalu bergantung sama mood untuk bisa termotivasi. 

Coba deh, pikirkan. Nggak ada kan orang yang SELALU merasa termotivasi?

Bahkan, ini juga berlaku untuk hal-hal yang sebenarnya menyenangkan bagimu atau hobimu. Misalnya, main game. Walaupun kamu benar-benar menyukai game tersebut, terkadang kamu merasa perlu istirahat dulu kan? Walaupun menyenangkan, mungkin ada momen di mana game tersebut terasa repetitif dan membosankan. 

Ini saja masih tentang main game lho! Sekarang bayangkan hal yang membutuhkan effort lebih besar, seperti belajar Bahasa Inggris. Wajar saja apabila lama kelamaan kamu merasa kehilangan motivasi.

Tentu, tips-tips yang sudah kami jelaskan di atas akan membantumu mengatasi hilangnya mood. Namun, menurut kami, ini adalah tip yang paling reliable: jangan bergantung dengan mood

Mood itu tidak stabil. Kadang itu membuat level motivasi kita sangat tinggi, namun di waktu lain kita hampir tidak memiliki motivasi sama sekali. 

Kebiasaan dan disiplin diri adalah kunci penting yang lebih bisa diandalkan untuk memastikan proses belajar berlangsung terus! 

Solusi: mulailah kebiasaan belajar teratur dan ikuti rutin itu terus. Tentu, jangan bikin dirimu kewalahan ya. Jangan memulai terlalu banyak kebiasaan secara bersamaan. Mulailah dari kebiasaan kecil dan biasakan dirimu melakukan hal ini selama beberapa minggu. Setelah melakukan kebiasaan itu terasa lebih mudah, kamu bisa perlahan-lahan mengenalkan kebiasaan baru. 

Akhir kata 

Ada banyak alasan mengapa kamu mungkin merasa patah semangat atau kehilangan motivasi. Hal ini normal kok, semua pasti pernah merasakannya. Hal ini bukan berarti kamu pemalas, jadi jangan berkecil hati ya! Lakukan tips di atas dan kami optimis kamu pasti akan merasakan kemajuan yang besar dalam kebiasaan belajarmu.

Ingin lancar berbahasa Inggris?

Kebanyakan orang di Indonesia malu bicara Bahasa Inggris di depan publik. Mereka takut salah dan tidak percaya diri saat harus bicara dalam Bahasa Inggris. 

Ini akibat dari pengajaran Bahasa Inggris yang salah!

Mereka tidak hanya kehilangan waktu dan uang, lebih parah lagi mereka mendapat dasar Bahasa yang salah yang susah diperbaiki. Akhirnya, mereka menjadi bosan dan kehilangan percaya diri. 

Ini adalah kesalahan yang fatal! 

Kursus Bahasa Inggris #1 di Indonesia 

Di IELC, kami mengajarkan Bahasa Inggris dengan cara yang benar supaya kamu dapat cepat berbicara dengan percaya diri dan lancar. Inilah keahlian yang kamu butuhkan untuk untuk memaksimalkan potensi dan meraih impian di masa depan.

Di lingkungan belajar modern kami, kamu akan merasa nyaman dan bebas untuk mengekspresikan diri. 

Jangan khawatir, guru kami akan membimbingmu di setiap langkah proses pembelajaran untuk memastikan kamu mendapat hasil pembelajaran yang terbaik. 

IELC adalah Kampus Bahasa Inggris #1 di Indonesia. Kami menyediakan kursus Bahasa Inggris untuk anak, remaja, dan dewasa sebagai berikut:

Baik secara online maupun on campus, kami akan memberimu keahlian yang kamu butuhkan di masa depan. Hubungi kami hari ini dan ambil langkah pertama untuk menjadi lancar dan percaya diri. 

Salam, 

Anthony McCormick, 

IELC Managing Director